News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alasan Sultan Buton Berikan Gelar Waode pada Puan Maharani

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, sedang curhat tentang tidak enaknya jadi menteri, kepada para reporter cilik di kantornya, Jl. Medan Merdeka Barat No. 3, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN

TRIBUNNEWS.COM - Sultan Buton ke-40, La Ode Izat Manarfa memberikan gelar "Waode" kepada Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Dengan pemberian gelar yang dilaksanakan pada acara pembukaan Wonderful Festival and Expo (Wakatobi WAVE) 2015 yang dirangkaikan dengan kegiatan memeriahkan HUT Ke-12 Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Kamis, maka nama Menko PMK itu menjadi Waode Puan Maharani.

"Gelar kehormatan yang kami berikan kepada Menko PMK ini, kami namakan Kaogesana Lipu," kata Sekretaris Kesultanan Buton, Mustafa saat membacakan SK Sultan Buton tentang pemberian gelar penghargaan kepada Menko PMK tersebut.

"Kaogesana Lipu" katanya, mengandung makna orang yang memiliki kekuasaan di dalam negeri. Seluruh ucapan maupun gerak gerik katanya, selalui diikuti, patuhi dan diteladani oleh masyarakat di sekelilingnya.


Puan Maharani

"Setelah menerima gelar ini, maka Puan Maharani telah menjadi bagian keluarga Kesultanan Buton," kata Mustafa lagi.

Orang yang memakai gelar Waode di depan namanya dalam tatanan masyarakat Buton, merupakan perempuan yang berasal keturunan dari bangsawan Buton.

Sementara itu mereka yang berasal dari keluarga bangsawan berjenis kelamin laki-laki diberi gelar Laode.

Menko PMK Puan Maharani seusai menerima penghargaan tersebut dari Sultan Buton, La Ode Izat Manarfah, mengatakan sangat mengapresiasi dan bersyukur atas penghargaan tersebut.

"Dengan penghargaan gelar kebangsawanan Buton ini, maka saya sudah diterima sebagai anggota keluarga Kesultanan Buton dan masyarakat Wakatobi," katanya.

Sebagai anggota keluarga katanya, tentu akan terus berjuang dan berjuang bagaimana keragaman budaya dan kearifan lokal masyarakat serta keindahan alam yang dimiliki daerah ini bisa dikenal luas baik di Indonesia maupun mancanegara.

"Terus pelihara, lestarikan kearifan budaya lokal dan jaga kelestarian lingkungan, sehingga budaya dan keindahan alam di daerah ini yang menjadi daya tarik para wisatawan, bisa terus terjaga dan terpelihara dari waktu ke waktu," katanya.  (antaranews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini