TRIBUNNEWS.COM - Melancong ke Spanyol, kurang seru kalau tak mencicipi paella (dibaca paeiya).
Dilihat sekilas, makanan ini ada yang menyebutnya sebagai nasi goreng-nya Spanyol.
Kalau menyebut nama nasi goreng, biasanya di wajan atau penggorengan dituangkan minyak goreng dan lantas bumbu-bumbu dimasukkan.
Setelah diaduk-aduk, lalu masukkan nasi sesuai kebutuhan.
Berikutnya nasi dan bumbu diaduk sesuai selera, apakah ingin nasi agak kering atau sedang.
Namun untuk memasak paella sedikit berbeda.
Perbedaan ini yang membuat rombongan media dari Indonesia dan Malaysia peserta famtrip yang diundang Pariwisata Spanyol bersama Turkish Airlines sangat antusias mengikuti cooking class memasak paella.
R
Rombongan media Indonesia dan Malaysia peserta famtrip mengikuti Valencian Paella Masterclass di Escuela de Arroces y Paella Valenciana, Valencia, Spanyol, Rabu (11/11/2015). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)
Rabu (11/11/2015), usai mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kota Valencia, Miguel Angel Perez, Marketing Manager Asia Tenggara Valencia Tourism Board mengajak rombongan memasuki gang-gang di kota ini.
Di jadwal hari itu, pukul 13.45 rombongan akan mengikuti Valencian Paella Masterclass di Escuela de Arroces y Paella Valenciana.
Tak perlu berlama-lama memasuki gang-gang di kota ini yang terlihat bersih dan terawat. "Ini tempatnya," kata Miguel sambil mengajak rombongan memasuki restoran tersebut yang mengklaim sebagai "paella specialist" itu.
Rombongan media Indonesia dan Malaysia peserta famtrip mengikuti Valencian Paella Masterclass di Escuela de Arroces y Paella Valenciana, Valencia, Spanyol, Rabu (11/11/2015). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)
Jose Manuel Benito sebagai Direktur “Escuela de Arroces y Paella Valenciana" menyambut rombongan dengan senyum ramahnya.
"Selamat datang, silakan masuk," katanya.
Ternyata restoran ini memiliki sesi mengajak tamu memasak paella.
Sesuai dengan nama kotanya, paella yang akan dimasak pun adalah Paella Valenciana.
"Ayo, siapa yang mulai memasak duluan," kata Benito dengan suaranya yang nyaring sambil mengulurkan celemek untuk dipakai peserta.
Escuela de Arroces y Paella Valenciana di Valencia, Spanyol, Rabu (11/11/2015). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)
Rombongan media peserta famtrip sepakat memasak ramai-ramai.
Maka lima wajan masing-masing dipenuhi 3-4 orang.
Suasana riuh bergema di dapur restoran tersebut.
Sebelum mulai memasak, Benito membeberkan sejarah paella di Spanyol.
Setiap rumah tangga di Spanyol pada akhir pekan memiliki kebiasaan kumpul bersama keluarga dan memasak paella untuk disantap bersama-sama.
Paella Valenciana merupakan salah satu varian paella yang terdiri dari nasi, sayuran hijau, daging (bisa daging kelinci, daging ayam, siput), serta kacang-kacangan.
Di samping wajan sudah tersedia minyak zaitun atau olive oil.
Benito meminta peserta menghidupkan kompor gas dan selanjutnya menuangkan minyak zaitun.
Rombongan media Indonesia dan Malaysia peserta famtrip mengikuti Valencian Paella Masterclass di Escuela de Arroces y Paella Valenciana, Valencia, Spanyol, Rabu (11/11/2015). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)
Fatih Gulgas, Marketing Manager Turkish Airlines di Jakarta yang juga turut dalam acara memasak itu mengikuti instruksi Benito dengan memasukkan daging ayam dan kelinci ke dalam penggorengan.
Demikian pula Charity Ann Francisco -- biasa disapa Chet -- selaku Media and Public Relation South East Asia, Australia and New Zealand tak canggung-canggung membolak-balik daging ayam dan kelinci agar matang secara merata.
Sembari menggoreng, kacang polong disiapkan.
"Tunggu dulu, kacang jangan langsung dimasukkan," kata Benito karena melihat salah satu peserta terlalu bersemangat untuk memasukkan kacang tersebut.
Setelah masukkan bumbu, kacang, siput, dan sayuran, seluruhnya diaduk-aduk secara merata.
"Begini cara mengaduk yang benar," kata Benito sambil mengaduk-aduk daging ayam, kelinci, siput, dan sayuran yang ada di penggorengan.
Selanjutnya, dimasukkan air dan merendam campuran tadi.
Begitu air sudah mendidih, berikutnya dimasukkan nasi ke dalamnya dan diaduk-aduk lagi.
Peserta pun diminta kembali ke meja makan sembari menunggu proses pematangan paella.
Sekitar 30 menit kemudian, Benito memanggil kami untuk melihat hasil paella yang telah dimasak.
Jika air sudah meresap ke dalam nasi, sayur, daging maka itu menandakan paella sudah matang.
Benito memberikan contoh kepada peserta cooking class mendekatkan wajah ke dekat wajan dan mengibas-ibaskan tangan untuk mencium aroma paella.
"Harum kan?" katanya.
Satu demi satu wajan berisi paella lantas dipindahkan ke meja makan.
Peserta cooking class tanpa perlu menunggu lama langsung menyantap paella di penggorengan.
Tradisi di Spanyol, menyantap paella masih hangat di penggorengan beramai-ramai terasa nikmat.
Paella yang dimasak kali ini memang sesuai dengan selera para peserta famtrip.
"Enak, sesuai selera kita. Bumbunya terasa banget," tutur seorang jurnalis dari Jakarta.
"Ini bukti bahwa Anda pernah ke mari dan memasak paella. Semoga berkesan," kata Benito dengan senyum ramahnya.