Berhulu di kali Progo, aliran selokan Mataram ini berakhir di kali Opak.
Selain mengaliri selokan Mataram, pintu air Ancol Bligo ini juga mengalir ke Saluran Van der Wijck yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1914 untuk mengairi persawahan dan perkebunan di daerah Moyudan.
Di mana wilayah tersebut pada waktu itu merupakan daerah industri perkebunan gula.
Selain menyaksikan kontruksi irigasi bersejarah, di kawasan Ancol pengunjung juga bisa menikmati keindahan landscape sungai Progo dengan latar belakang perbukitan Menoreh yang hijau.
Keberadaan pepohonan yang cukup rindang di area Ancol membuat pengunjung betah berlama-lama disana.
Hari (28) salah satu pengunjung Ancol mengatakan, dirinya cukup sering mendatangi tempat tersebut sekedar untuk menghindar dari rutinitas pekerjaan sehari-hari.
"Lumayan lah, tempatnya adem apalagi anginnya sepoi-sepoi enak buat nyantai," ujarnya.
Menurutnya pada akhir pekan tempat ini akan semakin ramai oleh pengunjung, yang biasanya rombongan keluarga dan remaja.
Siapa pun yang datang ke tempat ini tidak dipungut biaya.
Meskipun memiliki sejarah yang panjang dan menarik, serta di dukung dengan potensi alam yang cukup indah, tetapi tempat ini kurang dimaksimalkan untuk tujuan wisata.
Tampak di beberapa sudut area Ancol terdapat bekas arena permainan anak yang dibiarkan rusak.
Di sana juga tidak ada fasiltas penunjang seperti kamar mandi, hanya terdapat sebuah warung sederhana.(*)