Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Seakan tidak ada habisnya menjelajahi kekayaan kuliner di Yogyakarta, mulai dari kuliner tradisional hingga modern.
Khusus untuk kuliner tradisional Yogyakarta kaya akan pilihannya, dan salah satunya adalah warung makan Pak Suko.
Berada di dusun Sampangan, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, warung makan sederhana ini memiliki menu andalan berupa wader goreng.
Meskipun berada jauh dari pusat kota dan letaknya yang cukup tersembunyi, tetapi warung ini selalu ramai oleh pengunjung dan cukup terkenal.
Suasana Rumah Makan Pak Suko di dusun Sampangan, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wader goreng sebagai menu andalan warung makan ini digoreng menggunakan tepung tapioka, sehingga rasanya benar-benar renyah, selian itu rasanya juga gurih.
"Kami sengaja menggunakan tepung tapioka, bukannya tepung terigu kerena bisa lebih renyah," ujar Pak Suko pemilik warung makan tersebut.
Sebelum digoreng, ikan wader berukuran kecil-kecil yang telah dibersihkan kemudian dibumbui dengan garam, bawang, dan beberapa bubu lainnya.
Setelah itu dilumuri dengan tepung tapioka, baru digoreng.
Wader goreng tersebut disajikan bersama sambal bawang ataupun sambal terasi, sesuai dengan selera pembeli.
Tidak lupa lalapan berupa kemangi dan timun yang semakin membuat nikmat saat menyantap wader goreng.
Untuk memenuhi permintaan pelanggannya, dalam sehari Pak Suko menghabiskan sekitar 30 kilogram wader.
Sebagai hidangan pendamping wader goreng tersedia oseng-oseng daun pepaya.
Anda tidak terlalu khawatir dengan rasa pahit daun pepaya, karena di sini olahan ini tidak terlalu pahit. Daun pepaya tersebut dioseng dengan tambahan udang, dengan cita rasa yang cukup pedas.