Selain itu, kejernihan airnya juga menarik minat pengunjung untuk langsung mandi di bawah air terjunnya.
Uniknya, walaupun berada di kawasan rumah penduduk dan di pinggir jalan, penduduk sekitar tidak memungut biaya retribusi pengunjung yang mandi di sana.
Seorang penduduk sekitar menuturkan, wisatawan boleh sebebasnya mandi di air terjun asal tidak parkir sembarangan di rumah warga dan tidak meninggalkan sampah sehingga membuat sekitar air terjun kotor.
"Yang penting gak kotor aja, wisatawan dari mana saja boleh mandi di sini. Belakangan memang objek wisata ini memang ramai dikunjungi anak remaja khususnya. Ya asal tidak mesum dan buang sampah saja gak apa," katanya.
Karena baru terkenal dan didatangi sesekali oleh rombongan trip wisata dan komunitas traveller, penduduk sekitar belum ada yang berinsiatif untuk membuka warung atau membuat pondok sekitar air terjun.
Tapi hal itu tidak menutup kemungkinan akan dilakukan penduduk sekitar, melihat antusias pengunjung dari Medan terus berdatangan karena keberadaannya tepat di pinggir jalan sehingga wisatawan tidak perlu turun-naik tebing atau tracking.
"Tapi kalau lihat ramai terus, mungkin sebentar lagi penduduk ada yang jualan popmie dan minuman dingin agar wisatawan bisa makan langsung depan air terjun. Tidak perlu ke kota cari makanan dan minumannya," katanya.
Lokasi air terjun memang terbilang jauh dari kota, jika untuk mencapai kota Lubuk Pakam saja bisa memakan waktu 2 jam. Jadi jangan menemukan supermarket atau ATM jika sudah masuk kawasan kecamatan STM Hulu.