News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Yogyakarta

Situs Payak, Pemandian Kuno di Bantul, Yogya, Peninggalan dari Abad ke-9 Masehi

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situs Payak di Yogyakarta.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Yogyakarta dikenal sebagai daerah yang memiliki perjalanan sejarah panjang, maka tak heran di Daerah Istimewa ini tersebar bangunan maupun situs bersejarah berusia ratusan tahun.

Dengan kekayaan sejarah tersebut, tidak ada salahnya anda melakukan kegiatan wisata sejarah saat berada di Yogyakarta, semisal mengunjungi beberapa situs yang belum dikenal secara luas.


Petugas membersihkan kompleks Situs Payak, Yogyakarta. (Tribun Jogja/Hamim)

Di wilayah kecamatan Piyungan, tepatnya di Pedukuhan Payak, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat sebuah situs bersejarah.

Nama situs ini sesuai nama derah tersebut, yakni Situs Payak.

Situs Payak berada kurang lebih 200 meter sisi selatan dari jalan raya Jogja-Wonosari km 12.

Lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga dan bersebelahan dengan jalan kampung.

Saat Tribun Jogja mengunjungi situs tidak ada seorang pengunjung pun, hanya tampak seorang petugas penjaga yang sedang membersihkan area situs.

"Satiap harinya memang sepi seperti ini, jarang orang yang berkunjung ke sini. Kalo ada biasanya anak sekolah yang melihatnya dari luar," ujar Wahyudi penjaga situs Payak.

Memang situs ini di kelilingi oleh pagar hidup dan dilindungi dengan pagar kawat berduri.


Komplek Situs Payak. (Tribun Jogja/Hamim)

Setiap harinya Wahyudi membuka pintu masuknya mulai dari pagi hari hingga sekitar pukul 02.00 siang.

Situs payak sendiri berupa bangunan berbentuk U yang berada enam meter di bawah permukaan tanah.

Berdasarkan data dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, situs ini ditemukan sekitar tahun 1970-an oleh para pembuat batu bata.

"Memang orang asli sini dari dulu hingga saat ini sebagian besar berprofesi sebagai pembuat batu bata. Bapak saya adalah salah satu orang yang dulu menemukan situs ini saat menggali tanah untuk membuat batu bata," ujar Wahyudi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini