Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, KABUPATEN SEMARANG - Siang itu cuaca di wilayah Kabupaten Semarang tampak mendung, khususnya di wilayah Kecamatan Jambu.
Beberapa waktu yang lalu Tribun Jogja berkesempatan mengunjungi dearah perbukitan tersebut.
Di antara perbukitan tersebut tersembunyi jalur kereta yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Stasiun Bedono. (Tribun Jogja/Hamim)
Jalur tersebut merupakan bagian dari rute Semarang – Kedung Jati – Solo – Yogyakarta termasuk jalur cabangnya yaitu rute Kedungjati – Ambarawa – Secang – Magelang yang selesai dibangun pada tahun 1873.
Selain jalur kereta api berupa rel yang masih dapat terlihat sampai saat ini, beberapa peninggalan lainnya seperti beberapa bangunan stasiun masih dapat anda saksikan, dan salah satunya adalah stasiun Bedono.
Sepi dan tenang berada di tengah rimbunnya pepohonan perbukitan kawasan Kabupaten Semarang adalah kesan pertama saat tiba di stasiun yang berada di wilayah Desa Bedono, Kecamatan, Jambu tersebut.
"Jarang ada orang yang datang kemari. Jika pun ada adalah mereka para penumpang kereta wisata uap dari Ambarawa," ungkap seorang petugas kebersihan stasiun yang enggan disebut namanya.
Stasiun Bedono saat ini memang hanya difungsikan sebagai stasiun akhir untuk kereta wisata Ambarawa-Bedono.
Stasiun Bedono. (Tribun Jogja/Hamim)
Kedatangan kereta wisata tersebut juga tidak bisa dipastikan karena tergantung ada tidaknya wisatawan yang naik kereta uap tersebut.
Meskipun jarang dikunjungi oleh orang, kondisinya sangat terawat.
Cat bangunan tampak bersih, tidak ada bagian bangunan yang tampak rusak.
Rumput yang di sekitar bangunan juga tampak terawat.
Di beberapa sudut bangunan bercat abu-abu tersebut tampak tersedia beberapa bangku yang terbuat dari kayu.