TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga Dusun Bentisan, Desa Sukomarto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu, menyelenggarakan kirab dengan mengarak dua gunungan besar berisi hasil bumi, replika bebek, tumpeng, dan ingkung bebek.
"Kirab ini merupakan perayaan tahunan untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW dan sebagai wujud syukur kepada Tuhan, Warga percaya dengan menggelar gerebek ini akan mendapatkan berkah," kata Kepala Desa Sukomarto, Miftahudin.
Kirab dari permukiman menuju makam sesepuh desa, bernama Sayid Abdurrakhman. Gerebek Sukomarto yang sudah menjadi agenda tahunan ini memang menjadi magnet bagi masyarakat, tidak hanya dari Sukomarto tetapi juga dari luar daerah.
Diiringi alunan nada gending Jawa, warga berbaris teratur berjalan menyusuri jalan desa. Mereka berpakaian tradisional dan baju muslim sambil membawa tumpeng dan ingkung bebek.
Dua kostum berbeda itu menggambarkan perpaduan tradisi Jawa dan Islam.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu kilometer, tumpeng dan ingkung bebek yang dibawa diletakkan pada sebuah bangsal sekitar kompleks makam Sayid Abdurrakhman. Di tempat ini pula dilakukan upacara tabur bunga. Sayid sendiri di kala hidup dipercaya merupakan ulama besar pada masa lalu di wilayah Jumo.
Usai arak-arakan, gunungan besar berisi hasil bumi dan replika bebek diletakan di halaman depan makam. Masyarakat kemudian memanjatkan doa bersama.
Usai berdoa, Kepala Desa Sukomarto, Miftahudin, memercikan air dari sumur peninggalan leluhur dan menyebar bunga beserta uang koin ke arah khalayak. Upacara ditutup dengan perebutan isi gunungan oleh masyarakat.
Bupati Temanggung Bambang Sukarno, menyambut baik pelaksanaan kegiatan melestarikan budaya ini.
Ia berharap gerebek Sukomarto bisa terus lestari dan bebek Sukomarto juga terus dibudidayakan sebagai ciri khas dan kekayaan Temanggung. (antaranews.com)