Hmmm... Saya segera paham dan mulai mikir. Ayamnya sih halal, tapi bagaimana dengan proses penyembelihan dan memasaknya?
Bagaimana jika kuali atau panci yang digunakan untuk memasak dipakai juga untuk memasak yang haram?
Dalam konteks inilah saya pikir wisata halal ada manfaatnya untuk melindungi umat Islam yang ingin menjalankan ibadah wisata dengan khusyu' dan nikmat tanpa terganggu oleh hal yang syubhat (meragukan).
Jika kata-kata halal berpotensi merugikan industri pariwisata, pemerintah perlu mencari jalan keluar atau titik temu permasalahannya.
Misalnya, cukup dengan menyediakan peta wisata kuliner halal yang disebar pada setiap hotel, hostel atau motel.
Pengusaha kuliner juga perlu disadarkan untuk bersedia toleran dengan umat Islam dengan memberitahu masakannya halal atau tidak.
Selama ini, hal tersebut menjadi sensitif karena tidak ada transparansi dan transfer informasi soal kuliner halal haram ini.
Bahannya Halal, Cara Memasaknya yang Bikin Haram
Soal makanan halal ini saya juga punya cerita menarik saat melakukan perjalanan di luar negeri. Sekuat-kuatnya saya tidak makan nasi, paling kuat bertahan cuma 3 hari.
Di sejumlah negara seperti Spanyol, nasi tidak begitu sulit ditemukan. Sebab salah satu makanan khas di Spanyol berbahan pokok nasi, namanya Paella.
Ya, mirip nasi rameslah di Indonesia. Nasi campur lauk, biasanya seafood seperti udang atau kerang.
Sejumlah kota di Spanyol seperti Sevilla, Cordoba, Malaga, Granada, Valencia dan Granada yang saya kunjungi, hampir tiap hari saya makan Paella.
Hingga suatu saat di Barcelona saya memesan Paella di restoran muslim.
Dari pramusaji restoran muslim ini saya dapat informasi proses pemasakan Paella yang halal tanpa menggunakan air keras (khamar).
Sontak saya teringat ayam betutu Bali, boleh jadi zatnya halal tapi cara memasaknya yang membuatnya haram. (Sumber: Islampopuler.com)
Baca tulisan sambungannya: Susah Mencari Makanan Halal di Eropa, Tapi Amat Mudah Ketika di Amerika
Baca tulisan sambungannya: Disuguhi Potongan Daging Mirip Warna Wortel Ternyata Babi