Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Kelangkaan menemukan penganan tradisional Lampung perlahan mendapatkan solusi.
Kebijakan pemerintah daerah yang mewajibkan pengelola hotel untuk menghadirkan kuliner Lampung berbuah manis.
Salah satu hotel di Bandar Lampung yang bergerak cepat menggulirkan penganan khas Lampung ini adalah Hotel Emersia.
Maka bagi anda pengunjung Hotel Emersia yang penasaran seperti apa masakan khas orang Lampung sambangilah pojok kuliner tradisional yang menyajikan menu bertajuk Seruit Pai.
Paket hidangan seruit. (Tribun Lampung/Heru)
Seruit Pai diresmikan oleh Penjabat Wali Kota Bandar Lampung Sulpakar di Hotel Emersia belum lama ini.
Turut hadir, perwakilan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Kadis Pariwisata Kota Bandar Lampung Yus Amri Agus, perwakilan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, dan perwakilan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung.
General Manager Hotel Emersia Budi Rahman mengatakan, menu Seruit Pai merupakan wujud kepedulian pihak manajemen akan lestarinya tradisi kuliner masyarakat Lampung.
Selain itu, kebijakan ini juga merupakan bagian dari upaya mengakomodair Perwali Bandar Lampung No 19 Tahun 2011 tentang penyajian kuliner dan juga suguhan musik tradisional.
"Esensinya bukan hanya tentang aturan pemerintah, tapi kami ingin masakan khas Lampung ini menjadi familiar di masyarakat. Sehingga kelak anak cucu bisa tetap kenal dengan masakan tradisi leluhurnya," ujar Budi menjelaskan.
Hotel Emersia. (Tribun Lampung/Heru)
Di pojok kuliner Seruit Pai Hotel Emersia, chef andal Emersia menyajikan tidak kurang tujuh menu khas Lampung.
Ketujuh menu tersebut adalah Taboh Iwa, Pepes Iwa Baung, Pindang Baung, Bebat Rebung, Khetak Belulang, dan Botok Lampung.
Selain itu, tersedia pula Serbat Kweni dan kopi khas Lampung yang diracik oleh chef andalan Emersia, Asep Iswanto.
"Sebelum ada menu Seruit Pai, Emersia sebenarnya sudah memasukkan menu khas Lampung seperti sekubal di menu sarapan pagi. Itu posisinya sebagai menu pelengkap, tetapi sekarang sudah menjadi menu khusus di paket dinner dan lunch yang lumayan lengkap," jelasnya.
Terkait citarasa, Budi mengatakan, Emersia menjanjikan pengalaman berbeda dari tempat lainnya.
"Chef kami, Asep Iswanto telah meningkatkan citarasa masakan tradisional ini menjadi sajian yang lezat. Berbekal bumbu yang berani dan kuat makan ini akan mengena di hati pengunjung," tambahnya.
Terkait harga, menu Taboh Iwa yang merupakan gulai dari ikan baung asap yang dibanderol dengan harga Rp55 ribu (termasuk nasi).
Ada pula menu Pepes Iwa Baung yang merupakan ikan baung yang dipepes dan menggunakan rampai yang menimbulkan rasa asam yang menggigit dan menghilangkan rasa amis dari ikan.
Menu tersebut dibanderol dengan harga Rp70 ribu (termasuk nasi).
Ada pula menu khas Lampung lain yang serupa dengan masakan Palembang yaitu menu pindang baung dengan rasa kuah yang kuat dan dibanderol dengan harga Rp55 ribu (termasuk nasi).
Tersedia pula menu Bebat Rebung yakni tumis rebung dengan santan yang dibanderol dengan harga Rp25 ribu dan menu Khetak Belulang yakni kerupuk kulit dimasak dengan santan dan kacang merah yang dibanderol dengan harga Rp30 ribu.
Dari ketujuh masakan tadi, citarasa pedas dan asam akan menjadi rasa dominan yang anda temukan.
Sebab kedua rasa ini merupakan ciri khas tersendiri dari masakan Lampung yang telah turun temurun lestari di masyarakat pendukungnya.
Sedangkan untuk minuman, Serbat kweni tak lupa hadir menemani deretan penganan yang disebutkan tadi.
"Minuman serbat kweni kami sajikan dalam dua versi, pertama serbat kweni yang diblender dan serbat kweni dicacah, dua-duanya punya cita rasa yang segar," ujarnya seraya mengatakan penganan ini dibanderol Rp 15.000 per gelas.
Dengan hadirnya Seruit Pai, Budi berharap masyarakat luas yang ingin mencicipi menu khas Sai Bumi Ruwa Jurai tidak perlu bingung.
"Seruit Pai yang ada di Emersia ini bisa diakses siapa saja dan semoga menjadi primadona bagi tamu Emersia. Kami sangat bangga bisa menghadirkan Seruit di Emersia," pungkasnya.