Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Berada di Beachwalk F-1A, Jalan Pantai Kuta, Badung, Bali, Luna Negra Restaurant & Bar mengusung tema semi fine dining restaurant di kawasan Kuta.
Lokasi restoran berada di sisi luar mal sehingga lebih mudah diakses oleh pengunjung.
Restoran ini yang buka pukul 10.00-24.00 dan weekend hingga pukul 01.00 ini sudah beroperasi sejak Juli 2012 dan menjadi outlet kedua setelah Jakarta.
“Luna Negra diambil dari bahasa Italia yang berarti black moon atau bulan hitam. Konsep dan desain Luna Negra sendiri lebih ke classic style,” kata GM Luna Negra Restaurant & Bar, Dian Viska Eryanti kepada Tribun Bali, beberapa waktu lalu.
Di dalam area restoran, kesan retro-chic sentuhan modern memberikan atmosfer yang berbeda.
Perpaduan gaya interior cosmopolitan dan sisi oldschool dengan dominasi warna gelap menghadirkan Italian vibes yang berkelas.
Lambang bulan hitam tampak menghiasi dinding kaca yang menjadi partisi dengan area luar.
Bar counter diletakkan di sisi depan dengan botol-botol beragam jenis wine dan minuman alkohol impor lainnya.
Dengan seating capacity mencapai 200 pax, Luna Negra juga siap mengakomodasi pengunjung yang ingin mengadakan acara internal.
Untuk hidangan Luna Negra memiliki sajian yang lengkap mulai dari starter, main course, hingga dessert layaknya tata cara makan ala western.
“Basiclly, makanan yang kita sajikan adalah internasional. Tapi kita lebih condong ke makanan Italia. Karena satu di antara owner Luna Negra adalah Matteo Guerinoni yang juga menjadi judge dari MasterChef Indonesia,” tambah Dian, sapaannya.
Sajian pencuci mulut di Kafe Luna Negra di Badung, Bali.
Untuk starter, Luna Negra menghidangkan Smooked Beef Carpaccio yang termasuk satu di antara hidangan pembuka di Italia.
Biasanya Carpaccio terdiri irisan tipis daging mentah yang diberi perasan lemon maupun keju.
Namun di Luna Negra menyajikannya dengan smoked beef atau daging sapi yang sudah diasapkan.
Serbuk kelapa dipakai saat proses pengasapan daging sapi.
“Sebenarnya pakai sarbuk kayu juga bisa, tapi yang lebih lama pakai serbuk kelapa. Kita cari asapnya lalu di-smoke dan disimpan. Penyimpannya juga harus di freezer agar rasanya tidak berbeda,” ungkap Chef Luna Negra, Budi Haryanto.
Smoked beef yang beku kemudian diiris tipis lalu disajikan dalam keadaan dingin dengan keju dan rucola.
Sebelum disantap, smoked beef ditambah dengan perasan lemon untuk memberi rasa segar dan sedikit asam.
Tekstur daging sangat lembut dan mudah dikunyah meski hanya melalui proses pengasapan.
Rasa yang dihadirkan cenderung asin dengan kombinasi rasa asam dari lemon.
Rasa asin dan asam akan merangsang nafsu makan dan siap untuk menikmati hidangan utama.
Selain Smoked Beef Carpaccio, pengunjung bisa mencoba Asian Sweet and Sour Chicken Salad.
Salad dingin ini berisi paprika, bawang bombay, bawang merah, tomat yang diiris memanjang dan diberi potongan ayam.
Berbeda dengan Smoked Beef Carpaccio yang didominasi dengan rasa asin, salad satu ini lebih cenderung terasa manis, asam, dan segar.
“Untuk main course ada pappardelle. Kami memakai bolognese kambing impor yang diproses dan diberikan bahan lain, seperti wortel, bawang bombay, dan lainnya. Setelah itu kita tambahkan red wine,” tambah Chef Budi. (*)