Kondisi itu diyakini akan membuat Indonesia didatangi para pemburu gerhana dari seluruh dunia, baik yang datang sebagai wisatawan maupun peneliti.
Selain memotret proses gerhana, menurut Thomas, banyak peneliti akan mengamati korona Matahari dan perubahan geomagnetik dan ionosfer atmosfer Bumi selama GMT berlangsung.
Sejumlah peneliti ilmu hayati juga akan terlibat mengamati perubahan perilaku hewan dan tumbuhan selama gerhana berlangsung.
Salah satu lokasi yang diperkirakan akan menjadi tujuan banyak pemburu gerhana dari dalam dan luar negeri adalah Maba, ibu kota Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Kota itu menjadi incaran karena terletak di tengah lintasan gerhana dan berada di bagian paling timur wilayah daratan luas yang dilintasi jalur totalitas gerhana.
Lama totalitas gerhana matahari di Maba adalah 3 menit 20 detik.
Itu adalah waktu totalitas gerhana terlama yang bisa diamati dari wilayah Indonesia. Totalitas gerhana terlama yang terjadi saat puncak gerhana, yaitu 4 menit 9 detik, terjadi di satu titik di tengah Samudra Pasifik.
Meskipun akses menuju Maba relatif sulit dan infrastruktur pendukung pariwisata di daerah itu sangat terbatas, banyak pemburu gerhana bertekad menaklukkan wilayah itu.
"Saya belum pernah ke Halmahera. Karena itu, perjalanan nanti akan jadi petualangan yang seru," kata Wicak Soegijoko (49), pekerja bidang telekomunikasi, Selasa (2/2), di Jakarta. (M. Zaid Wahyudi)