"Tiongkok adalah pasar potensial, pasar besar, karena itu perlu penanganan khusus," ungkap Arief Yahya.
Arief selalu benchmarking, membandingkan capaian, proyeksi dan program pariwisata Indonesia dengan rival negara tetangga. Jagonya menangkap turis China adalah Thailand.
Mereka profesional dan diuntungkan oleh jarak yang bisa ditempuh 2-3 jam lebih cepat daripada dari Indonesia.
"Wisman Tiongkok yang ke Indonesia masih 1,14 juta setahun, masih jauh tertinggal dari Thailand yang sudah 8 juta? Kita ini sudah terlalu lama kalah dengan mereka. Kalau mereka mau ke Thailand, berarti mereka pasti suka juga dengan Indonesia," ungkapnya.
Yang disukai oleh turis Tiongkok adalah pantai, pasir putih, dan langit yang cerah membiru. Selain shopping, termasuk barang-barang branded di butik yang branded.
"Ketika sudah melihat minat, lalu time line liburan China, potensi ekonomi, kedekatan sosial dan lainnya, kami lakukan digital marketing. Dengan teknologi digital, implementasi corporate culture 3 S yakni Solid Speed dan Smart semakin mudah dan ditularkan secara konkret," katanya.