Sofi mengatakan, meskipun hanya mekar setiap dua tahun sekali, untuk merawat tanaman ini tidak memerlukan perlakuan khusus. Namun, harus menemukan tempat berkembang yang pas.
“Perawatannya tidak susah, hanya harus menemukan mikroklimat yang pas dan cocok. Jika mikroklimat-nya cocok, didiamkan saja sudah tumbuh sesuai. Kayak di depan masjid itu gak diapa-apain, sudah cocok,” ujar Sofi.
A photo posted by @brunomgiordan on Sep 9, 2015 at 12:47pm PDT
Mikroklimat merupakan kondisi iklim mikro sekitar tempat tumbuhnya tanaman yang tentunya dapat memengaruhi tumbuh kembang tanaman tersebut. Seperti suhu udara, curah hujan, dan kelembapan.
Anggrek merupakan tanaman epifit atau tumbuhan yang hidup "menumpang" alias menempel pada inang, tetapi tidak mengambil makanan dari inangnya tersebut.
Anggrek raksasa pun tumbuh di pohon-pohon yang memiliki batang kokoh dan besar.
“Karena ukurannya yang besar, memerlukan tempat tumbuh yang besar pula. Bisa apa saja pohonnya asal bisa kuat menopang tubuhnya,” ujar Sofi. (M. Irzal)