TRIBUNNEWS.COM, PANGKAL PINANG - Presiden Joko Widodo berencana mengikuti prosesi pariwisata Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 di Belitung. Salah satu dari 10 Top Destinasi yang tengah dikebut Kementerian Pariwisata RI.
Tentu, bukan soal Total Solar Eclipse yang hendak dirasakan sensasinya, tetapi soal progress percepatan Tanjung Kelayang Belitung yang dirancang sebagai “Bali Baru”-nya Negeri Laskar Pelangi itu.
Bagaimana percepatan Tanjung Kelayang? Menpar Arief Yahya pun menyebut, capaian baru yang belum pernah dilaporkan ke Presiden Jokowi. Yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, yang tengah dikebut izin-izinnya di sana.
“Dari 15 tahap perizinan, tinggal 1 saja, yakni soal Amdal atau Analisa Dampak Lingkungan. Semua persyaratan, telah dijalani dengan rapi dan dan prosedural. Jika Minggu depan tuntas, maka itu akan menjadi bingkisan istimewa buat Pak Presiden yang sudah menjadi endorser Wonderful Indonesia,” ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Seperti disadari oleh Menpar, Pariwisata sudah masuk the big five, prioritas pembangunan Kabinet Kerja Presiden Jokowi. Dari infrastrukture, maritim, Energi, pangan, dan pariwisata.
Ada 8 arahan presiden di Sidang Kabinet Awal Tahun, 4 Januari 2016 lalu, yang password-nya adalah “percepatan.” Poin ke-5 dari program antilelet ini,
“Memastikan kemajuan di lapangan pada 10 destinasi wisata nasional” yang acap disebut dengan istilah “10 Bali Baru” itu.
Pertama, Menpar Arief Yahya sudah membentuk shadow management, tim bayangan yang mengurus detail 10 top destinasi itu. Mereka sudah melakukan langkah-langkah konkret, dan sudah mulai bekerja.
Tim ini diketuai Hiramsyah Sambudy Taib yang lahir di Jakarta 53 tahun silam itu sudah menunjuk nama-nama orang yang concern di masing-masing destinasi.
Geopark Danau Toba Rino Wicaksono, Tanjung Kelayang Fandi Wijaya, Tanjung Lesung Ida Irawati, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Budi Faisal, Borobudur Larasati, Bromo Tengger Semeru AS Harsawardhana, Mandalika Taufan Rahmadi, Labuan Bajo Shana Fatina, Wakatobi Ari Prasetyo dan Morotai Ari Suhendro.
“Mereka itulah Tim 10 yang mulai actions, mencari terobosan untuk percepatan infrastruktur dan pengembangan 10 destinasi itu,” jelas Hiramsyah yang berpengalaman sebagai Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) 2001-2005 itu.
Tanjung Kelayang sendiri ditangani oleh Fandi Wijaya, anak muda asli Tanjung Pandan yang lahir 27 Januari 1975. Bapak tiga anak ini lulusan Teknik Geodesi Institute Teknologi Bandung (ITB) tahun 2000.
Dia aktif bergerak di bidang Eco Tourism, Developer, energy, BUMD PT Belitung Mandiri, dan perusahaan logistic. Dialah yang terus melaporkan progress pengurusan izin KEK Pariwisata di Tanjung Kelayang.
Menpar Arief Yahya yakin, Belitung lebih cepat dibandingkan dengan Toba dan Borobudur yang multi management.