“Naik motor di Papandayan untuk ambil hasil berkebun, membawa barang jualan, evakuasi pendaki yang sakit, dan juga untuk melakukan jasa porter pendakian,” jelas Ica yang berasal Desa Kramat Wangi.
KOMPAS.com/Tri Wahyuni
Pemandangan Gunung Papapandayan dari kaki gunung.
Ia mengatakan selain warga-warga kaki Gunung Papandayan yang mengendarai motor, terdapat pula komunitas motor trail yang juga berkeliaran di medan pendakian.
Komunitas-komunitas tersebut menurutnya, berasal dari sekitar Garut misalnya Bandung dan Pengalengan.
Motor-motor yang mendaki Gunung Papandayan rata-rata telah dimodifikasi sesuai dengan medan pendakian yang berbatu dan tanah gembur.
Ica mengatakan beberapa motor milik warga telah dipasangkan ban “pacul” dan juga ditambah rantai yang melingkari ban.
Pantauan KompasTravel, motor-motor warga maupun komunitas pencinta motor trail bisa mencapai tempat kemah pendaki di Pondok Salada di ketinggian 2.268 meter di atas permukaan laut.
Suara-suara knalpot motor dengan kecepatan empat langkah maupun dua langkah terdengar di sepanjang jalur pendakian Gunung Papandayan.