TRIBUNNEWS.COM - “Kalau sudah makan keripik, rasanya sulit berhenti.” Ungkapan itu mungkin kerap muncul dari mulut kita saat mengudap makanan ringan renyah itu.
Tak peduli mulut sudah terasa capek, tapi rasanya masih kepingin mengunyah terus. Baru-baru ini sekelompok peneliti berhasil mengungkap alasan kenapa kita sulit berhenti mengunyah keripik.
Para peneliti itu berujar, rasa asin dalam keripik adalah penyebab kita terus-menerus ingin memakannya.
Padahal, walau tergolong makanan ringan, namun sebungkus keripik bisa mengandung kalori cukup tinggi.
Menambahkan garam dalam makanan akan meningkatkan persepsi enak terhadap makanan tersebut. Selain itu, kita juga jadi ingin makan lebih banyak makanan yang mengandung garam tinggi dibandingkan makanan bergaram rendah.
A photo posted by The Bledags (@keripikbeledag) on Mar 10, 2016 at 3:26am PST
Keinginan berlebih untuk mengonsumsi makanan asin juga memengaruhi seberapa banyak orang makan. Garam membuat seseorang makan 11% lebih banyak, tanpa mempertimbangkan jumlah lemak dalam makanan itu.
Para peneliti juga berhasil menunjukkan, mengonsumsi makanan asin dan berlemak terkait erat dengan obesitas dibandingkan dengan konsumsi makanan berlemak yang manis.
Walau demikian, lemak masih dianggap sebagai penyebab seseorang makan dalam jumlah banyak. Makanan berlemak tinggi membuat seseorang mengasup kalori 60% lebih banyak.
Kita tahu, makanan berlemak biasanya padat energi sehingga, walau kalorinya banyak, tetapi volume makanannya tetap.
Sebaliknya, makanan yang asin memang membuat seseorang makan dalam jumlah banyak. Menambahkan garam akan mendorong konsumsi lemak, kalori, dan makanan lebih banyak. (Moh. Habib Asyhad)