Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM - Komunitas explore wisata seperti tidak ada lelahnya menjelajah alam untuk dieksplore dan diekspose keindahannya.
My Trip My Adventure (MTMA) Sumut misalnya, ada saja tempat baru yang mereka kunjungi, dan membuat para netizen media sosial tertarik untuk ke sana.
Kali ini Air Terjun Saringgana yang terletak di Desa Sulkam, Kecamatan Kutambaru Marike, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara menjadi destinasi.
Ramai-ramai berfoto dengan latar pesona keindahan Air Terjun Saringgana yang terletak di Desa Sulkam, Kecamatan Kutambaru Marike, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Seperti tidak ada habisnya, wisata air terjun di Langkat terus ditemukan, terus menarik perhatian, membuat komunitas pecinta alam atau eksplore wisata alam terus berdatangan.
MTMA Sumut yang berjumlah 30 orang ini pun tidak ketinggalan. Berangkat pagi sekali pukul 08.00, sampai di lokasi pukul 11.00.
Walaupun keindahannya Air Terjun Saringgana sedang menjadi buah bibir, jangan sangka air terjun ini mudah dijangkau.
Untuk mencapainya butuh perjuangan yang keras karena harus melewati banyak rintangan khususnya di jalan rusak menuju lokasi.
Medan berlumpur sering kali jadi penghalang jika anda datang di musim hujan.
Memakan waktu hingga 3 jam dari Kota Medan, waktu paling lama dihabiskan melewati jalan berlumpur dan batu terjal menuju Desa Sulkam, yang jika tidak lihai bisa menghabiskan waktu 1 jam.
Mulai dari kawasan Maryke jalanan sudah tidak beraspal, tanah berbatu, jalan naik dan turun sehingga ketika hujan turun jalan yang dilalui bisa jadi lebih ekstrim khususnya bagi pengendara sepeda motor.
Di sana, anda juga harus menyeberangi arus sungai kecil yang berbatu. Walaupun tidak panjang atau sekitar 5 meter, menyeberangi arus air tersebut harus pelan-pelan khususnya saat hujan. Tapi disini letak keseruan dari petualangan tersebut membuat pencapaian ke Air Air Terjun Saringgana sangat berarti.
Sesampainya di parkiran, anda akan langsung bisa lega. Karena letak air terjun tidak jauh dari parkiran atau hanya sekitar 50 meter melewati hutan rimba yang asri.
Tidak ada biaya retribusi untuk memasuki wisata ini, hanya saja dikenakan uang parkir sebesar Rp 5 ribu untuk sepeda motor. Untuk mobil belum bisa sampai ke lokasi ini, atau harus memarkir jauh sebelum Desa Sulkam dan berjalan kaki.
A photo posted by Yovie Richard Fauzy (@yovie_oi) on Nov 22, 2015 at 8:50am PST
Efek dari hujan biasanya trekking menjadi becek dan berlumpur, membuat harus lebih waspada agar tidak terpleset ke jurang.
Tidak butuh lama berjalan kaki, suara derasnya air terjun sudah terdengar menggelegar. Debit air yang jatuh sangat kuat, sehingga hempasan airnya sudah kedengaran dari jarak 20 meter sebelum sampai di lokasi.
Hendra Gunawan, anggota MTMA, pengunjung menuturkan, lelah terbayar saat melihat keindahan tebing dan mandi di bawah air terjun.
"Airnya dingin dan tidak terlalu dalam, sehingga bisa berendam dna lompat-lompatan walaupun tidak pandai berenang," tambahnya.