"Penjualan destinasi domestik dan mancanegara harus proporsional, antara bisnis dan domestik," ujar Esthy.
Ini merupakan kali ke-6 pameran wisata Astindo Fair digelar. Berlokasi di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, peserta pamerannya adalah 13 maskapai internasional dan puluhan agen travel serta badan pariwisata dari berbagai negara seperti China, Selandia Baru, Korea, Jepang, Thailand, Turki dan masih banyak lagi.
"Beragam paket tujuan wisata domestik dan produk dan jasa ditawarkan dengan harga yang menarik. Pada pengunjung juga dapat memperoleh informasi mengenai destinasi dalam negeri serta tren wisata," urai Ketua Pelaksana Astindo Fair 2016, Rudiana.
Menpar Arief Yahya terus mendorong lebih banyak kegiatan travel mart atau aktivitas selling seperti ini di dalam negeri. Terutama inbound, dari satu kota ke kota lain di Indonesia, seperti Jakarta ke banyak destinasi menarik di Indonesia Tengah dan Timur.
“Domestic market kita besar sekali, tahun 2015 saja ada 255 juta pergerakan, lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia. Nanti dengan metode baru yang kami buat, pergerakan itu bisa dipelajari lebih detail,” kata Arief Yahya.
Metode penghitungan dan analisa baru yang akan diterapkan Arief Yahya menggunakan gadget. Penetrasi pasar handphone di Indonesis itu luar biasa besar, hampir semua orang sudah pegang HP.
Karena itu, provider bisa diajak bekerjasama untuk mendeteksi pergerakan penduduk dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
“Inilah yang disebut wisnus, wisatawan nusantara, Dan bisa dilihat setiap hari, sehingga kita tahu apa yang menjadi gula? Sehingga semut pada berhamburan datang,” jelas Arief Yahya.