TRIBUNNEWS.COM- Pernah mendengar nama Masjid Terapung di Kota Jeddah, Arab Saudi?
Anda yang pernah berkunjung ke sana pastinya mengetahuinya.
Masjid ini berada di atas perairan Laut Merah.
Memang masjid ini tidak sepenuhnya terapung, namun jika Laut Merah sedang pasang, masjid yang bernama asli Masjid Al Rahma ini akan tampak seperti bangunan yang muncul dari dasar Laut Merah.
Dari segi arsitekturnya, ada satu kubah utama berwarna biru dan satu menara yang menjulang indah.
Masjid Terapung di tepian Laut Merah di Jeddah, Arab Saudi. (BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL)
Jemaah lelaki salatnya di dalam masjid, sementara jemaah perempuan di bagian luarnya.
Disediakan karpet-karpet yang tebal dan bersih untuk sajadah salat.
Tempat salat perempuan berada di teras masjid di bagian sampingnya, dekat dengan pantai Laut Merah.
Angin berembus sepoi-sepoi membelai jemaah perempuan yang beribadah di sana.
Usai salat bisa sambil jalan-jalan di sana menikmati pemandangan Laut Merah.
Di bagian pintu masuk masjid ini, ada beberapa pedagang cinderamata khas Arab, pacar Arab atau henna kemasan dan penjual buah seperti kurma.
Ada juga yang menyediakan jasa menghiasi tubuh dengan henna.
Mereka kebanyakan pandai berbahasa Indonesia sehingga untuk komunikasi tak sulit.
Masjid yang beralamat di Jalan Corniche, Kompleks Al Shati, Jeddah, Arab Saudi ini bisa dikunjungi saat sedang jalan-jalan ke jazirah Arab.
Laut Merah boleh dikatakan laut yang istimewa.
Laut ini menyimpan kisah sejarah di zaman Nabi Musa dan penguasa Mesir kala itu, Fir’aun yang sangat zalim.
Di laut inilah Fir’aun dan pasukannya ditenggelamkan Allah SWT saat mengejar Nabi Musa.
Tak hanya itu, laut yang memisahkan Benua Asia dan Afrika ini, konon jika dipandang dari atas di kala tertentu, warna akan tampak merah.
Mungkin itulah sebabnya laut ini disebut Laut Merah.
Di sekitarnya, pesisir pantainya landai, tidak luas dan banyak ditemui pondokan dengan tempat duduk yang nyaman, dipayungi atap-atap yang membuat suasananya adem.
Belum lagi angin laut yang kencang terasa semilir membelai kulit.
A photo posted by Simply Hajj And Umrah (@simplyhajjandumrah) on Mar 29, 2016 at 7:24am PDT
Di beberapa sudutnya ada kawanan burung dara beterbangan dan sesekali hinggap mematuk-matuk makanan yang ada di tanah.
Wisatawan bisa bersantai-santai di sana sambil menikmati makanan dan minuman. (Yayu Fathilal)