Awan-awan putih yang berarak di langit juga melahirkan julukan Aotearoa atau ”Tanah Awan Putih Berarak” bagi Selandia Baru.
Sambil bersantap aneka hidangan laut atau olahan daging ternak lokal di Fishermans Table, pengunjung restoran bisa melihat bayangan Pulau Kapiti dari kejauhan.
Pulau Kapiti merupakan pulau tertua di Selandia Baru yang menjadi lokasi konservasi sekaligus habitat alami burung kiwi.
Bersantap di Fishermans Table dijamin tak mengecewakan karena penyaji yang cekatan. Tak butuh menunggu lama untuk menyantap aneka hidangan laut.
Jika memesan hidangan utama, restoran ini menggratiskan menu salad yang disajikan di meja serupa kapal mini.
Duduk di teras restoran menjadi pilihan menarik karena bisa bebas menghirup udara laut yang seolah tak berbatas dan menjadi bagian tak terpisah dari restoran.
Menu pembuka menjadi petualangan rasa yang mengasyikkan. Deep fried camembert merupakan olahan keju goreng camembert yang disajikan dengan saus boysenberry dan crackers.
Menu lainnya, seperti the platter, terdiri dari hidangan kerang yang disajikan dengan kulitnya, potongan ikan, cumi, hingga udang yang disajikan dengan saus manis.
Setiap hari, restoran Fishermans Table juga menyajikan ikan dengan jenis yang berbeda. Pengunjung bisa melihat informasi jenis ikan yang tersedia di papan pengumuman.
Pada kunjungan kali ini, Fishermans Table menghidangkan ikan blue warehou. Ikan biru yang bisa ditangkap sepanjang tahun ini hanya hidup di perairan Australia dan Selandia Baru.
Cukup datang ke berbagai restoran hidangan laut, maka wisatawan bisa mencecap keunikan laut Selandia Baru.
Dari yang masih tergolong ikan purbakala hingga ikan lokal yang tak bisa dijumpai di tempat lain, selain Selandia Baru. (Mawar Kusuma Wulan/Harian Kompas)