Untuk lauk, para pembeli bisa memilih sendiri mulai dari pepes ikan laut, telur pindang dan tahu serta dilengkapi dengan kerupuk bawang.
Untuk satu porsi sego cawuk, Mukinah menjual Rp 8.000 dan dalam satu hari bisa menghabiskan sampai 20 kilogram beras.
Menurut perempuan kelahiran 1973 tersebut tidak banyak penjual sego cawuk di Banyuwangi karena banyaknya jenis makanan yang harus dimasak dalam satu porsi sego cawuk.
Mukinah mengaku mulai memasak sejak jam 2 dini hari dan mulai berjualan jam 6 pagi.
"Biasanya yang beli mereka yang berangkat sekolah atau berangkat kerja. Murah kenyang dan sehat karena di sego cawuk nggak ada yang digoreng-goreng," ujarnya.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan Festival Sego Cawuk bertujuan untuk meningkatkan kualitas makanan khas Banyuwangi.
KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI - Kuah pindang yang menjadi salah satu pelengkap Sego Cawuk Banyuwangi.
"Kalau rasanya enak, sajiannya menarik, tempat jualannya bersih pasti akan banyak wisatawan akan mencoba dan nilai sego cawuk yang menjadi menu sarapan akan semakin meningkat," kata Bupati Anas.
Selain itu, Bupati Anas menambahkan ragam acara yang digelar Banyuwangi merupakan cara pemkab untuk merubah image daerah.
“Dulu kami hanya sebagai tempat transit. Kini kunjungan wisatawan meningkat, bukan lagi hanya numpang ke toilet seperti beberapa tahun lalu. Caranya adalah menggelar beragam event, salah satunya festival kuliner ini,” tambah Anas.