Namun, di Pemancingan 01, bumbu ikan bakarnya meresap hingga ke bagian daging terdalam. Ulekan sereh, jahe, kunyit, bawang putih, dan kecap dilumuri merata pada ikan lantas dibakar.
Sebelumnya, ikan diolesi margarin yang dicampur bumbu-bumbu, seperti bawang putih dan garam.
Fasilitas kolam renang tak jauh dari lokasi makan (Kompas/ Raditya Mahendra Yasa)
Pembakaran ikan cukup memakan waktu karena menggunakan tungku berbahan bakar arang. Ada baiknya kita menunggu matangnya ikan bakar dengan memancing.
Jika rintihan perut sudah tak tertahan lagi, lebih baik mencoba menu ikan goreng karena waktu memasak lebih singkat. Bumbunya kunyit, jahe, dan bawang putih. Pesanan dihitung minimal setengah kilogram ikan.
Halinem menceritakan, air yang melimpah dan bersih membuat didirikannya Balai Benih Ikan yang kini bernama BPBIAT di desa itu. Warga sekitar pun mulai ikut memelihara ikan air tawar dengan membuat kolam-kolam di lahan pekarangan mereka. Ia dan suami juga turut mencoba.
Kesuksesan pemancingan Halinem diikuti dengan munculnya pemancingan-pemancingan lain yang diidentifikasi dengan nomor. Muncullah pemancingan 02, 03, dan seterusnya. Beberapa mengambil nomor yang disukai dan dirasa mudah diingat tamu.
Di gang tempat Pemancingan 01 berada, dulunya hampir setiap rumah di situ membuka pemancingan. Di akhir pekan, kawasan ini disesaki mobil-mobil yang parkir atau melintas.
Namun kini, kondisinya sudah menurun. Perkembangan zaman menuntut pemancingan tidak sekadar menjadi tempat memancing, tetapi juga menyediakan fasilitas lainnya, seperti kolam renang bahkan water boom. Akibatnya, banyak pemancingan tutup karena tidak kuat bersaing.
Salah satu yang mampu terus berkembang adalah Pemancingan Lumintu 1001. Di pemancingan ini, menu yang disajikan tidak jauh berbeda, yakni ikan bakar dan ikan goreng, baik lele, nila, maupun gurame, serta ayam sebagai menu tambahan.
Namun, untuk memudahkan pelayanan pengunjung pada jam makan siang, ikan-ikan di sini biasanya sudah digoreng setengah matang. Setelah pesanan datang, baru digoreng lagi. Dengan begitu, tamu tidak perlu menunggu lama.
Fasilitas kolam renang
Pemilik Pemancingan Lumintu 1001, Sri Supadmi, mengungkapkan, rumahnya di Dusun Ngendo dahulu hanya dilalui begitu saja oleh para pengunjung pemancingan yang berlokasi di Dusun Mangunsuparnan.
Dia berpikir untuk membuka kolam pemancingan lengkap dengan kolam renang berukuran standar berikut waterboom pada 2010.
”Dulu rumah saya hanya kebagian macetnya. Lama-lama saya pikir, masak kami hanya dilewati saja. Akhirnya saya ikut buka pemancingan. Agar lebih ramai, kami membuat kolam renang kecil, cukup untuk main air anak-anak,” kata Sri.
Jadilah sebuah paket lengkap santap dan wisata keluarga. Dapat lezatnya dan terasa pula segarnya. Byurrr.... (Sri Rejeki)