News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner

Martabak Lain Berlomba Pikat Pembeli Lewat Aneka Topping, Tapi yang Ini Bersaing Lewat Adonan

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Martabak Steak Gokils, salah satu varian martabak asin di Martabak Boss. Lapisan luar yang crunchy, lapisan dalam yang empuk, serta isian daging yang melimpah.

TRIBUNNEWS.COM - Sepotong martabak matcha tersaji depan mata. Harum mentega wijsman langsung menyeruak di udara.

Begitu masuk mulut, tak hanya potongan Kit Kat Green Tea atau keju parut dalam jumlah royal yang terasa di lidah.

Adonan martabak yang dicampur bubuk teh hijau membawa sensasi rasa yang sedikit pahit, namun membaur sempurna.

Selama ratusan tahun, masyarakat China dan Jepang melakukan tradisi minum teh dengan matcha sebagai bahan utamanya.


Martabak Original, varian klasik dari Martabak Boss  (Kompas.com/ Sri Anindiati)
 

Matcha, yang dalam bahasa Inggris berarti fine powder tea, adalah jenis teh hijau yang ditanam dan diproses secara khusus hingga bertekstur bubuk.

Tren membawa eksistensi matcha dari meja upacara minum teh di Jepang ke beragam varian makanan seperti cokelat, es krim, kue, jugaice blended.

Di Indonesia, matcha menjadi sebuah tren, hadir sebagai jadi perisa utama roti bakar, selai, kue cubit, dan tentunya martabak.

'Kekinian', begitu generasi sekarang menyebut hal-hal yang mengikuti perkembangan zaman. Matcha adalah salah satu topping favorit 'martabak kekinian' selain juga Ovomaltine, Toblerone, Silver Queen, Nutella, juga Skippy.

Saya mengunyah potongan kedua martabak matcha dengan khidmat, sambil meraba-raba, seperti apa cita rasa Black Choco Lava atau Red Velvet yang jadi menu favorit di Martabak Boss.

"Kekuatannya bukan pada topping, tapi adonan. Adonan martabak di sini masih bagus dan enak meski baru dimakan keesokan harinya," tutur Ruthie Pasaribu, Public Relation Martabak Boss saat menemaniKompasTravel di gerai Martabak Boss Menteng.

Berawal dari kecintaan terhadap martabak, Ruthie dan kawan-kawan pada awalnya ingin 'mengangkat derajat' martabak menjadi kelas premium. 

Bos, martabaknya bos! Begitu slogan mereka. Namun butuh waktu yang tidak sebentar untuk menemukan padanan yang pas dari adonan dantopping.

"Awalnya kita trial, tiga sampai empat bulan, bagaimana agar adonannya benar-benar pas dan bagus. Akhirnya Martabak Boss resmi dibuka Maret 2014," terang Ruthi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini