News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Tips

Ini Alasan "Tangga Belalai" Menuju Pesawat Tak Selalu Digunakan di Bandara

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Batik Air menaik turunkan penumpang dengan menggunakan garbarata di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (10/5/2014). PT Angkasa Pura I membangun ulang terminal bandara yang sebelumnya bernama Bandara Sepinggan ini selama periode 2012-2013 menjadi gedung empat lantai dengan luasan hingga 110.000 meter persegi yang dilengkapi berbagai fasilitas, seperti 11 unit garbarata, 74 check in counter, dan 8 unit ban berjalan (conveyor belt), serta merupakan bandara yang pertama dilengkapi mal di Indonesia. Tribunnews/DH Sapto Nugroho

TRIBUNNEWS.COM - Jembatan penghubung antara bandara dan pesawat lazim dikenal dengan sebutan garbarata.

Dengan garbarata, calon penumpang bisa menyeberang ke pesawat tanpa harus keluar dari gedung terminal.


Fasilitas garbarata di bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara. (Tribun Medan)

Namun, terkadang penumpang tak bisa selalu menikmati fasilitas tersebut dan harus menggunakan bus untuk dapat naik ke pesawat.

Mengapa demikian?

Public Relation Manager Angkasa II Chaerul Anwar menjelaskan, garbarata tersebut memang tak selalu tersedia mengingat keterbatasanparking stand.

Ia menambahkan, setiap maskapai penerbangan memiliki jadwal tersendiri untuk bisa mendapatkan fasilitas garbarata.

“Misalnya di Soekarno Hatta, garbarata sudah terjadwal untuk pesawat domestik maupun mancanegara. Ketika garbarata itu kosong tidak digunakan, pasti dalam waktu dekat ada pesawat lain akan datang menggunakan gabarata yang telah dijadwalkan,” kata Chaerul saat dihubungi KompasTravel, Senin (11/4/2016).

Ia melanjutkan, jadwal penggunaan garbarata tersebut ditentukan pihak Angkasa Pura.

Mulanya, pihak Angkasa Pura mendapatkan data jadwal penerbangan dan kemudian menentukan parking stand yang menggunakan gabarata atau tidak.

“Kita tetap usahakan untuk kenyamanan penumpang. Walaupun tak dapat garbarata, tetap disediakan bus untuk ke pesawat,” ungkap Chaerul.

Ia juga menyebutkan, kebijakan penggunaan garbarata atau tidak di bandara untuk penumpang berlaku di seluruh bandara di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sehingga, penumpang tak perlu bingung dengan kebijakan penggunaan garbarata tersebut..

“Kalau tetap mau ada garbarata, dikhawatirkan akan membuat jadwal penerbangan menjadi terlambat. Penggunaan garbarata itu sudah terjadwal untuk masing-masing maskapai,” kata Chaerul.

Garbarata merupakan lorong yang dapat bergerak secara horizontal (memanjang dan memendek), vertikal (naik dan turun) dan berotasi sebesar 175 derajat.

Dari terminal keberangkatan, penumpang bisa melewati gabarata untuk masuk ke dalam pesawat.

Begitu pula sebaliknya dari pesawat menuju terminal kedatangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini