Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Belakangan ini banyak bermunculan danau di Kalimantan Selatan, namun bukan alami melainkan bekas galian pasir yang dibiarkan begitu saja oleh penambangnya.
Danau-danau itu memiliki air tanah yang jernih dan berwarna biru kehijauan sehingga sering disebut warga dengan nama danau biru.
Danau-danau tersebut, karena dibiarkan begitu saja oleh pemilik pertambangannya kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Khususnya lagi mereka yang ingin bersantai di akhir pekan atau hari libur.
Kebanyakan pengunjungnya adalah kaum muda.
Di antaranya adalah Danau Biru Cempaka yang berada di Desa Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Di sekeliling danau tersebut dipenuhi semak belukar dan hutan.
Danau Biru di Banjarbaru. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Tanahnya coklat kemerahan.
Berhubung ini bekas pertambangan pasir, karenanya di tepinya banyak ditemui gundukan tanah tingi-tinggi seperti bekas galian.
Walau begitu, pesona kejernihan airnya tetap menarik minat pelancong.
Arus airnya tampak tenang.
Biasanya pengunjung ke sana untuk berfoto-foto.
Seorang pengunjung, Puput, tampak asyik berfoto-foto.
“Kalau kemari harus berfoto. Selfie gitu. Soalnya pemandangan danaunya bagus,” ujarnya.
Dia mengaku bersemangat mengunjungi tempat ini karena sering penasaran mendengar cerita dari teman-temannya tentang pesona danau ini.
Danau Biru di Banjarbaru. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Danau ini biasanya ramai diperbincangkan di media sosial para penjelajah alam di Kalimantan Selatan.
Selain berfoto-foto, mereka juga mengabadikannya di akun media sosial masing-masing.
Akses menuju danau ini tak jauh dari pusat Kota Banjarbaru.
Berkendara sebentar memasuki Jalan Mistar Cokrokusumo menuju ke Kecamatan Cempaka sekitar dua kilometer hingga bertemu jalan kecil memasuki Desa Sungai Tiung.
Patokannya ada pelang bertulisan SDN Sungai Tiung 2, masuk saja ke situ.
Di situ juga ada tempat wisata pendulangan intan Sungai Tiung di belakang perumahan warga, kalau ke danau ini terus saja berkendara ke dalam lagi sekitar 4-5 kilometer.
Jalannya bagus, mulus beraspal walaupun sempit.
Di sekitarnya banyak perumahan warga, kecuali sekitar satu kilometer kemudian perumahan warga mulai sepi.
Ada saja rumah warga namun jarang-jarang, tetapi walau begitu jalannya tetap ramai karena terkadang ada saja kendaraan berseliweran.
Anda harus melewati padang rumput dan perkebunan karet dulu barulah bisa sampai ke danau ini.
Letaknya di sebelah kiri jalan, tertutupi oleh gundukan-gundukan tanah.
Jika ragu bisa bertanya ke warga sekitar karena mereka sudah sangat hafal dengan danau ini.
Memasuki wilayah danau, Anda harus menaiki gundukan tanah tersebut yang cukup tinggi.
Tanahnya becek dan dipenuhi bebatuan.
Danau tersebut membentang cukup panjang.
Ingin menemukan titik-titik yang menarik, Anda harus berjalan agak jauh menelusuri tepian danau ini karena antargundukan tanahnya dipisahkan oleh semak-semak belukar atau celah-celah yang tinggi dan curam.
Menuju kemari tak ada kendaraan umum dan hanya bisa diakses dengan kendaraan pribadi.