News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Yogyakarta

Warung di Jogja Ini Ramainya Minta Ampun, Padahal Cuma Jualan Mi Instan, Rupanya Ini Penyebabnya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sajian mie instan plus di warung Mie Nyemek Bu Siti yang berada di jalan Sisingamangaraja No.39 Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Bagi masyarakat Indonesia, keberadaan mi instan mungkin sudah tidak bisa dipisahkan.

Selain praktis dan bisa disantap kapan pun, rasanya yang begitu khas membuat siapa pun akan susah untuk menolaknya.

Karena begitu terkenalnya, kita akan dengan mudah menemukan tempat makan yang menyediakan mi instan.

Tetapi jika anda tinggal atau sedang berada di Yogyakarta, terdapat sebuah warung makan yang hanya berjualan mi instan dan cukup terkenal.

Meskipun hanya menjual mi instan, tetapi warung ini selalu ramai oleh pembeli dan anda harus rela antri untuk memperoleh seporsi mi instan.


Suasana bersantap di warung Mie Nyemek Bu Siti yang berada di jalan Sisingamangaraja No.39 Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. (TRIBUN JOGJA/ HAMIM THOHARI)

Warung tersebut adalah warung Mie Nyemek Bu Siti yang berada di jalan Sisingamangaraja No.39 Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.

Bukan tanpa alasan warung sederhana ini selalu ramai oleh pembeli. Mi yang disajikan di tempat ini bukan sekedar mi instan yang direbus kemudian disajikan dengan bumbu yang ada di setiap kemasannya.

Di warung ini mi instan dimasak dengan beragam bumbu tambahan, dan sayuran sehingga rasanya begitu spesial.

Warung Mie Nyemek Bu Siti begitu terkenal bagi warga Yogyakarta, karena telah ada sejak tahun 2002.

Dinamakan Mie Nyemek Bu Siti, karena memang warung ini pertama kali dirintis oleh perempuan bernama Siti Fatimah.

Tetapi pada awal tahun 2014 Bu Siti meninggal, dan usaha ini diteruskan oleh adiknya yang juga bernama Siti Artani.

"Warung ini dulu milik Bude, tetapi setelah Bude meninggal ibu yang meneruskan," ujar Trisiana Nur Cahyani, anak perempuan Siti Artani.

Sejak Siti Fatimah berjualan, warung mi ini sudah ramai pembeli. Tetapi setelah dia Siti Fatimah meninggal warung ini sempat tidak ada yang meneruskan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini