Kedua adalah area kamar.
Ada lima kamar yang bisa diinapi wisatawan. Kamar-kamar tersebut terhubung oleh sebuah lorong yang di bagian ujungnya mengarah ke ruangan besar setengah lingkaran.
Tiap ruangan, entah memang kebetulan atau sengaja dibiarkan begitu, hanya diberi satu lampu dengan pencahayaan remang-remang.
Tiap kamar berukuran besar dengan terdapat kasur (single bed atautwin bed) yang bersih dan nyaman.
Sebuah lemari, wastafel, dan meja rias juga tersedia di semua kamar.
KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI - Kamar di Pesanggrahan Sumberwringin. Harga per malamnya Rp 200.000.
Ketiga adalah area ruangan setengah lingkaran yang disebutkan sebelumnya.
Ruangan itu hanya berisi bangku-bangku lipat yang berderet di bagian sudut.
Di ruangan inilah konon suara 'pesta' itu terdengar.
"Rumah ini dibangun 1930-an, dulu digunakan oleh Belanda. Di sekitar sini terdapat perkebunan kopi," tutur Ibu Endang, wanita nan ramah yang menjaga Pesanggrahan Sumberwringin.
KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI - Kamar setengah ruangan di Pesanggrahan Sumberwringin. Konon dari ruangan ini, sering terdengar suara pesta.
Ketika ditanya soal gosip keangkeran Pesanggrahan Sumberwringin, Ibu Endang hanya tertawa.
"Ah, enggak kok..." katanya.
Para pendaki yang tak mau repot-repot menyebut 'Pesanggrahan Sumberwringin' menjuluki bangunan ini 'Kamar Bola'. Ini karena pada dasarnya, bangunan tersebut berbentuk lingkaran dengan banyak sudut di bagian luarnya.
Tiap kamar pun punya ruangan tersendiri yang memisahkan ruang tidur dengan jendela.
KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI - Bagian taman di Pesanggrahan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso.
Saat malam, saya sedikit bergidik melihat lorong tengah dengan ruangan gelap gulita di ujung sana.