TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perseroan Terbatas Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) terus ngebut membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika. Infrastruktur dasar berupa penyediaan air bersih untuk kebutuhan hotel tengah dibangun.
Pembangunannya dikawal langsung PT ITBC bersama EBD Bauer, salah satu perusahaan Amerika Serikat yang sudah berpengalaman dalam pengolahan air laut menjadi air bersih.
“Yang bisa didahulukan, ya dibangun dulu. Untuk urusan air bersih, kami sudah menjalin kemitraan dengan EBD Bauer. Mereka sudah berpengalaman dalam pengolahan air laut menjadi air bersih untuk kebutuhan industri pariwisata. Sekarang sedang progress,” papar Presiden Direktur PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) Abdulbar M Mansoer, Selasa (14/6).
Rajutan kerjasama dengan EBD Bauer bukan tanpa sebab. Keberhasilan membangun fasilitas 'treatment plant' air laut di Dhahran dan Riyadh, Arab Saudi, Bahrain, Filipina dan Turki, menjadi alasan utama. “Jadi ITDC bermintra dengan EBD Bauer dengan konsep joint venture.
Namanya Mandalika Eco Water. Nantinya kebutuhan air untuk hotel-hotel yang dibangun di kawasan KEK Mandalika seluas 1.035 hektar akan disuplai Mandalika Eco Water,” tambah pria kelahiran Solo, 22 Maret 1969 itu.
Lantas mengapa harus ngotot mengolah air laut untuk kebutuhan industri pariwisata?
“Karena hotel-hotel di KEK Mandalika relatif dekat dengan laut. Pemanfaatan air laut menjadi air bersih juga sebagai bentuk implementasi dari ecotourim,” tegas Abdulbar.
Saat ini, ITDC sudah menyiapkan lahan dan mesin pengolah air laut yang didatangkan khusus dari Amerika Serikat. Mesin itu, menurut Abdulbar, mampu menghasilkan air bersih sebanyak 3000 meter kubik per detik.
Volumenya cukup untuk menyuplai 10 hotel.
“Kami mengambil pengalaman di Bali. Di Bali, rata-rata kebutuhan air hotel per hari mencapai 300 meter kubik. Nantinya kami juga akan bermitra dengan PDAM untuk penyediaan air bersih bagi hotel-hotel di Mandalika. Tapi untuk tahap awal, kami harus siapkan alternatif dulu,” urai alumnus bidang arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu.
Dari planning yang sudah dirancang, akan ada 20 hotel yang akan dibangun di KEK Mandalika dalam jangka waktu 20 tahun. Bahkan di 2016 ini, sudah ada empat hotel yang siap dibangun.
Hotel-hotel itu adalah Pullman hotel dari dana investasi ITDC, Intercontinental Hotel, Club Med Hotel, dan Lee's Hotel. Pembangunan seluruh hotel itu ditargetkan rampung dalam dua setengah tahun.
“Itu sebabnya dari sekarang ITDC sudah menyiapkan fasilitas penyediaan air bersih,” tutur Abdulbar.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, pengelolaan sumber daya dengan konsep eco green itu memang jatuhnya lebih mahal.
Karena ada disiplin tinggi untuk tidak menghambur-hamburkan energy, dan menggunakan konsep renewable energy. Penggunaan air bersih tidak menyedot air tanah itu bagus, karena ikut konservasi sumber daya alam berupa air di kawasan itu. Tetapi biasanya, proses pembuatan air dari laut itu tidak murah.
“Saya yakin manajemen ITDC sudah berhitung itu,” kata dia.
Jangan sampai, kata dia, berjuang untuk sebuah idealism, menjaga agar serba ramah lingkungan, tapi ujungnya harganya mahal dan tidak kompetitif. Prinsip ekonomi selalu menggunakan pedoman, bahwa air selalu mengalir dan mencari tempat yang lebih rendah.
Tetapi jika ITDC bisa mengimplementasikan dengan baik, idealnya memang menggunakan konsep: eco water, seperti Mandalika.