TRIBUNNEWS.COM - Warisan budaya nasional atau warisan budaya bangsa adalah cermintingginya peradaban bangsa.
Salah satu ciri bangsa besar dan maju adalah bangsa yang mampu menghargai dan melestarikan warisan budaya nenek moyang mereka.
Semakin banyak warisan budaya masa lampau yang bisa digali dan dilestarikan,maka sudah semestinya peninggalan budaya tersebut semakin dihargai.
Warisan budaya itu mencakup sesuatu yang berwujud seperti candi,istana, bangunan, tarian, musik, bahasa, manuskrip (naskah kuno), dan yang tidak berwujud seperti filosofi, nilai, keyakinan, kebiasaan, konvensi, adat-istiadat, etika, dan lain sebagainya.
Sebagai sebuah negara yang kaya dengan warisan budaya, sudahsepatutnya pemerintah dan seluruh warga negara Indonesia berkomitmen untuk melestarikan warisan yang sangat tinggi nilainya itu.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Ni Putu Eka Wiryastuti, yang membangun Candi Leluhur Majapahit di Desa Sumertanggul Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto, JawaTimur.
Peresmian candi yang memakan waktu pembangunan selama satu setengah bulan tersebut, rencananya akan dilangsungkan pada hari Minggu (19/6/2016) besok, dan dihadiri oleh warga sekitar serta kepala-kepala daerah.
Pembangunan candi ini juga merupakan bukti nyata kepedulian Ni Putu Eka Wiryastuti terhadap sejarah,serta wujud kecintaan dia pada kebesaran bangsa Indonesia.
“Generasi sekarang tidak bisa hanya melihat masa ini dan masa depansaja, namun jika ingin menjadi bangsa yang besar, harus melihat kebelakang,kepada sejarah yang pernah terbangun di negeri ini serta belajar dari parapendahulu kita,” ujar Eka yang kini menjabat sebagai Bupati Tabanan, Bali,dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/6/2016).
Eka juga menyebutkan bahwa pembangunan candi ini merupakan perhatianyang tulus dari dirinya yang memiliki kecintaan terhadap leluhur Majapahit.
Ia juga rencananya akan menurunkan tim untuk membuat film dokumenter sejarahKerajaan Majapahit.
Sementara itu, Ketua Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Tabanan, I Wayan Tontra yang juga akan menjadi Ketua Pelaksana dalam acarapersemian candi tersebut, mengapresiasi hal yang dilakukan oleh Eka, ia menyebutkan bahwa sosok Bupati Tabanan dalam memimpin daerahnya tersebut patut dicontoh.
“Ia memiliki sisi spiritual yang kuat, dan dalam memimpin daerahnya,ia kerap menyeimbangkan antara pembangunan fisik dan mental,” ujarnya.
“Selain itu juga dengan adanya candi ini dapat menjadi nilai wisata,dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, oleh karenanyamasyarakat pun sangat antusias selama proses pembangunan candi ini,“ ujarnya.
Seperti diketahui, Eka mengukir sejarah sebagai Bupati wanita pertamadi Bali. Dia terpilih melalui Pilkada Tabanan 2010 dan pilkada Tabanan 2015.
Pada periode pertama kepemimpinannya sebagai Bupati Tabanan 2010-2015, Eka Wiryastuti getol mempersembahkan penghargaan Muri setiap tahun, tercatat 19 penghargaan MURI diraih berkat beragam kegiatan bersifat massal yangdigelarnya, mulai dari sunatan massal, pap smear, joged bumbung, hingga nyangrai kopi massal.
Selain rekor Muri, Eka Wiryastuti juga getol membangun patung, ia juga senantiasa menggandeng para seniman dari Tabanan yang telah mendunia seperti Nyoman Nuarta.
“ Patung-patung yang kami buat adalah para tokoh yang dapatmenginspirasi seperti Patung pahlawan perempuan yang berasal dari Tabanan jugaada patung Bapak Proklamator yakni Bung Karno,” terang Eka.