TRIBUNNEWS.COM - Aksi ibu kantin buang dagangan siswa di MTs Nurulhuda, Kalibuntu, Losari, Brebes, Jawa Tengah, masih menjadi perbincangan masyarakat.
Basuni, Kepala MTs Nurulhuda pun akhirnya buka suara terkait kasi ibu kantin tersebut.
Ia mengatakan, semua bermula saat guru dan para siswa melaksanakan implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Rahmatan Lil Alamin.
Proyek berupa siswa diminta menjual jajanan di lingkungan sekolah.
Sementara pemicu ibu kantin buang dagangan siswa karena adanya miskomunikasi.
"Kejadian ini memang ada kesalahpahaman di antara kantin dengan guru pembina OSIS yang sebagai penanggung jawab proyek P5," urai Basuni.
Baca juga: Ibu Kantin dan Siswi yang Dagangannya Dibuang Berakhir Damai, Tapi Tak Ada Inisiatif Ganti Rugi
Suka memaksa
Basuni kemudian membongkar tabiat ibu kantin yang membuang dagangan siswa.
Ia menyebut, sering menerima laporan yang bersangkutan punya hobi memaksa para siswa agar jajan di kantinnya.
Basuni menerangkan, kantin memang berada di lingkungan sekolah.
Namun, pengelolaannya berada di tangan ibu kantin.
"Sebetulnya hal yang sudah biasa terjadi ya di lingkungan madrasah kami bahwa ibu kantin sering kali ada sedikit paksaan untuk membeli jajan di kantin."
"Perlu diketahui bahwa kantin tersebut itu sebetulnya bukan milik madrasah. Artinya kantin mandiri di luar manajemen madrasah," lanjut Basuni.
Basuni dalam kesempatannya juga membenarkan ibu kantin masih memiliki hubungan dekat dengan pemilik yayasan yang menaungi MTs Nurulhuda.
Ia merupakan adik kandung dari pemilik yayasan.