News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2016

Membunyikan Meriam Karbit, Pengusir Kuntilanak yang Jadi Tradisi Malam Takbiran di Pontianak

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.

Setelah dibersihkan, bilah kayu yang dibagi menjadi dua bagian itu kemudian dirakit menjadi satu.

Bilah kayu yang sudah menyatu kemudian dilapis menggunakan kain tebal atau seng pada sambungannya.

Selanjutnya diikat menggunakan rotan dengan cara dililit yang bertujuan menahan getaran dan tekanan saat dibunyikan, kemudian dilapisi dengan cat berwarna-warni.

Permainan ini setiap tahunnya juga diperlombakan.

Masing-masing kelompok akan dinilai berdasarkan bunyi meriam mereka. Kekompakan bunyi meriam yang menggelegar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penjurian.

Namun, hanya meriam yang sesuai kriteria yang dapat mengikuti penilaian atau penjurian.

Pengusir kuntilanak

Atraksi permainan meriam karbit mempunyai kisah sejarah yang menarik.

Menurut cerita, Kesultanan Kadriah Pontianak di tahun 1771 sampai 1808, raja pertama Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu hantu-hantu.

Sultan kemudian memerintahan pasukannya mengusir hantu-hantu itu dengan meriam.

Membunyikan meriam adalah untuk membuang sial dan mengusir hantu kuntilanak yang ada di Kota Pontianak. 

Bunyi kerasnya juga menjadi pertanda waktu azan Maghrib.

Seiring berjalannya waktu, tradisi meriam karbit berkembang menjadi daya tarik pariwisata.

Meriam ini akan dibunyikan mulai sejak malam takbiran, hingga hari ke tiga Idul Fitri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini