Laporan Wartawan Tribun Jogja Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Candi Ijo, adalah candi yang berada di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman.
Candi ini adalah salah satu candi bercorak Hindu yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terletak di ketinggian 375 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Candi Ijo merupakan candi paling tinggi di Yogyakarta.
Dengan lokasi yang dimilikinya, menjadikan candi ini memiliki pemandangan yang indah.
Candi ini berada di perbukitan dan memiliki komplek percandian yang berteras-teras yang semakin meninggi ke belakang ke sisi timur dengan bagian belakang sebagai pusat percandian.
Berada di komplek candi Ijo segala penjuru mata angin, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam Yogyakarta yang hijau.
Jika pada sore hari, pengunjung bisa menyaksikan indahnya matahari tenggelam di ufuk barat langi Yogyakarta.
Maka tak heran pada bulan Ramadan, candi Ijo menjadi tempat favorit bagi masyarakat untuk ngabuburit. "Menyenangkan menunggu magrib di sini.
Dari Prasasti Poh Tahun 906 Masehi
Pemandangan dari Candi Ijo yang berada di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman. (Foto-foto: Tribun Jogja/ Hamim Thohari)
Pemandanganya bagus dan suasananya enak.
Selain itu tempatnya juga bagus untuk foto-foto," ujar Zahra, mahasiswi yang datang bersama bersama temannya.
Untuk masuk ke komplek candi Ijo, pengunjung tidak dikenakan biaya hanya perlu mengisi buku tamu.
Disebut Candi Ijo karena candi yang dibangun sekitar abad ke-9 itu dibangun di sebuah bukit yang dikenal Bukit Hijau atau Gumuk Ijo.
Penyebutan nama desa Ijo pertama kalinya disebut di dalam Prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi.
Candi ini memiliki beberapa teras dengan teras pertama merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur.
Sedangkan bangunan pada teras teratas berupa pagar keliling dan delapan buah lingga patok.
Di teras terakhir ini pula candi utama berdiri lengkap dengan tiga candi perwara.
Pada candi utama terdapat sebuah bilik dengan Lingga-Yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati.
Sedangkan di dalam candi-candi perwara, pengunjung dapat melihat arca nandi yng konon merupakan kendaraan Dewa Siwa dan meja batu atau disebut padmasana.
Ragam bentuk seni rupa juga dapat dijumpai di kompleks Candi Ijo.
Salah satunya ukiran kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya.