Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman dan pelestari tradisi seruling Batak, Martogi Sitohang dengan dukungan Komunitas Horas Halak Hita, akan menampilkan sedikitnya 350 pemain seruling dalam Karnaval Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016, Minggu (21/8/2016) di Balige, Sumatera Utara.
Seperti Jay Wijayanto, Koordinator Pelaksana Karnaval jelaskan 350 pemain seruling itu berasal dari Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Dairi.
"Melalui Yayasan Seruling Martogi telah membuat pelatihan seruling bagi ribuan remaja di 7 kabupaten di kawasan Danau Toba," ujar Jay kepada Tribunnews.com, Rabu (10/8/2016).
Repertoar yang dimainkan dalam karnaval kemerdekaan Pesona Danau Toba meliputi lagu tradisi Batak dan juga lagu nasional.
Berbeda dengan seruling dari tradisi daerah Indonsia lain yang ditala dalam tangga nada pentatonik, seruling Batak justru bertangga nada diatonis. Sehingga lebih luwes untuk berkolaborasi dengan alat musik modern dalam formasi ensambel.
"Kemungkinan besar tangga nada diatonis ini dipengaruhi oleh musik dari Eropa yang dibawa oleh misionaris Jerman. Namun masih ada seruling Batak yang bertangga nada diatonis yaitu seruling Karo Balobat," jelasnya.
Dalam Karnaval Kemerdekaan, Martogi akan menampilkan khasanah lagu-lagu tradisi Batak baik yang populer di masyarakat maupun lagu-lagu lama yang jarang dinyanyikan, dengan iringan Gondang yang bergerak di atas mobil hias.
“Seruling Batak sangat eksotis dan berpotensi untuk diangkat menjadi instrumen dalam khasanah world music seperti Sakuhaci dari Jepang. Saya berharap Horas Halak Hita, akan mendukung revitalisasi budaya Batak pada masa-masa yang akan datang, ” jelas Jay.
Horas Halak Hita juga mendukung Panitia Nasional Karnaval Kemerdekaan di panggung rakyat pada tanggal 21 Agustus 2016 malam di Lapangan Sisingamangaraja dengan mendatangkan artis-artis ibukota seperti Olivia Pardede, Trio RNB, dan Victor Hutabarat.
Presiden Hadir
Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta Ibu Negara Iriana Widodo akan berpartisipasi dalam Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba yang akan diselenggarakan di Balige, Kabupten Toba Samosir, Sumatera Utara, pada Minggu (21/8/2016) dimulai pukul 15.00 WIB.
Jay menjelaskan bahwa karnaval ini akan menggunakan jalur sepanjang 3,5 km dari Soposurung hingga Simpang Sibulele.
"Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana akan berpartisipasi dalam karnaval ini dengan mengenakan ulos Ragidup Sirara dan Ibu Negara mengenakan ulos bermotif Tum-Tum yang dipersiapkan oleh perancang mode Edward Hutabarat," kata Jay ketika dihubungi Tribunnews.com.
Jay menjelaskan bahwa sebanyak 26 provinsi dan 26 kabupaten dan Kotamadya di Provinsi Sumatera Utara dan 7 kabupaten di kawasan danau Toba telah memastikan keikutsertaannya.
"Provinsi lain masih ditunggu sampai minggu depan untuk melakukan konfirmasi," ujarnya.
Sementara itu presentasi karnaval akan berupa 15 mobil hias dengan tema-tema visual berbagai sub-etnik Batak, iring-iringan 700 wanita berpakaian adat yang menjunjung tandok berisi beras.
Selain itu kata Jay, ada barisan 300 pemain seruling, 100 wanita penari Cawan, Si Gale-Gale yang ditandu, Tarian 5 Puak, Topeng Huda-Huda dan Gundala-Gundala Karo.
"Akan ada juga Gondang beraneka jenis, Ulubalang, Pesilat Mozak, 400 penari dan pemain gondang gabungan Polri dan TNI Sumatera Utara," ujar Jay.
Sebanyak 60 orang penari Papua dan Papua Barat dan berbagai jenis presentasi dari propinsi juga akan turut memeriahkan karnaval.
"Semua tampilan dibingkai dalam tema visual Topeng, Tenun, Kelincahan, dan Maritim," katanya.
Yang paling menarik, kata dia, semua penonton akan mengenakan ulos dan tutup kepala tenun atau sortali.
"Sehingga karnaval ini akan menjadi ekspresi kegembiraan semua warga masyarakat, karena penonton telah sekaligus menjadi peserta karnaval ini. Desa-desa, komunitas budaya dan berbagai kelompok masyarakat telah bersepakat untuk mendukung dan mensukseskan acara ini," katanya.
Lebih lanjut dia sampaikan jalur karvanal akan melintasi pasar tradisional Balerong yang terdiri dari 6 bangunan megah yang dibangun tahun 1930 dengan hiasan ukiran khas Batak Gorda.
"Di depan pasar akan dibangun panggung khusus tamu dari negara-negara sahabat, para tetua adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama," ujarnya.