Sampai akhirnya, pada 1990an, Ucok mantap buka usaha.
“Nah kenapa saya bisa jualan setiap hari sekarang seakan-akan di Medan selalu ada musim durian? Ilmunya dari sana,” imbuhnya.
Dari hasil belajar saat muda itulah, Ucok tahu kalau durian Medan “punya musim” setiap Juni sampai November. Nah di bulan lainnya, ia cari durian dari kota lain seperti Pekanbaru, Padang, dan Jambi.
Selain mencermati “musim” durian per lokasi, Ucok juga menjaga hubungan baik dengan para petani dan tengkulak durian untuk memastikan pasokan. Saat “musim” durian meleset, mereka yang membantu Ucok mencari pasokan.
Ini rahasia laris manisnya
Saat ini, warung durian Ucok memasok 6.000 buah durian setiap hari. Dari jumlah itu, penjualan dia sebut bagus kalau laku 3.000-an durian per hari.
“Kalau tidak enak atau tak sesuai selera bilang ya. Bisa ditukar. Sekarang kami tidak lagi bicara beli kucing dalam karung. Makan durian harus sesuai selera,” tegas Ucok sambil meladeni pembeli.
Nah bagaimana nasib durian-durian yang terlanjur dibuka tetapi tak sesuai selera pembeli? Rupanya Ucok punya cara sendiri.
Durian yang tak sesuai selera pembeli dia pasok ke usaha rumahan pembuat aneka camilan berbahan dasar buah durian.
“Saya jual lagi pada pengusaha es krim, pancake, lempok, dan macam-macam (camilan lain) dengan harga miring,” ungkap Ucok.
Dengan begitu, kata Ucok, tak ada durian yang terbuang percuma.
Kompas Video Manis Pahit Durian Ucok Medan
Selain itu, nilai lebih dari warung milik Ucok adalah buka 24 jam. Tak disangka, itu jadi dayatarik tersendiri.
Kini, per hari Ucok bisa menjual minimal 1.000 buah durian. Harga yang ditawarkan variatif, mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 50.000, tergantung ukuran dan rasa.
Ide bisnis