News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Metode Big Data Mobile Positioning Data Menghitung Wisman Patut Diacungi Jempol

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecuk Suhariyanto

Terutama, lanjut Asnawi, dalam penghitungan data wisman sejak bulan Januari hingga Desember 2016.

"Tanpa meninggalkan yang konvensional, menghitung dengan cara digital sudah memang seharusnya, karena semua pergerakan wisatawan kedatangannya maupun proses berkunjungnya juga sudah dideteksi dengan digital,” ujar pria yang lahir di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara, 3 April 1961 yang lalu itu.

Untuk itu, sudah seharusnya BPS melakukan penghitungan dengan cara tersebut karena nantinya angka wisatawan akan valid dan sesuai dengan fakta yang ada.

”Semua bakal terdeteksi, karena era digital adalah era kepastian yang saat ini terus berkembang. Tapi jangan ditinggalkan cara konvensional sebagai dasar penghitungan,” katanya.

Seperti diketahui, sejak Oktober-November-Desember 2016, proses penghitungan wisman di 19 Kabupaten, 46 kecamatan, di Pos Lintas Batas (PLB) Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) sudah dimulai. Ke-19 titik itu memang belum ada petugas Imigrasi, dan selama ini dihitung dengan menerjunkan surveyor dengan metode sampling, di beberapa titik di dalam rentang waktu yang tertentu.

Dengan Big Data Mobile Positioning itu, sudah seperti disensus. Tidak lagi di survey yang mengambil sampling beberapa, dan rentang waktu pendek. Semua pelintas batas yang membawa HP, secara otomatis ter-record. Karena itu, manfaat pencatatan wisman berbasis Big Data ini sangat besar.

”Semua akan terdata dengan baik, semua akan ada hasilnya valid,” jelas Asnawi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini