Di antaranya, emping dan manisan buah-buahan, seperti mangga, pepaya, dan lainnya.
Namun, intip merupakan dagangan Muk yang paling laris dicari pembeli, terutama saat akhir pekan.
"Saat akhir pekan bisa untung bersih sampai Rp 300 ribu sehari," kata Muk.
Keuntungan Muk bisa semakin besar saat hari besar Islam tiba.
Pasalnya, para peziarah dari berbagai daerah mendatangi kawasan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Rata-rata intip dijual para pedagang di Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, seharga Rp 45 ribu perkilogram.
Selain di Gunungjati, Kabupaten Cirebon, biasanya intip juga tersedia di toko oleh-oleh khas Cirebon.
Pengunjung bisa membeli intip kemasan seharga Rp 5 ribu - Rp 20 ribu.
Kapal Perang Buatan Indonesia yang Dibeli Filipina Ini Makin ‘Sakti’ Berkat Peran Italia dan Israel https://t.co/JcEE2qBRzY via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 2, 2018
Namun, biasanya ukurannya lebih kecil dibanding intip yang dijual para pedagang di Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
"Beli intip buat oleh-oleh di rumah," ujar Sudirman (26) warga Desa Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu.
Menurut Sudirman, intip yang dijual para pedagang di kawasan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, rasanya lebih renyah dan gurih.
Pria yang bekerja sebagai karyawan itu selalu membeli intip untuk oleh-oleh keluarganya di Indramayu.
Kali ini, ia terlihat membeli dua kilogram intip.
Masing-masing satu kilogram intip manis dan asin.
Tangannya tampak menjinjing dua plastik hitam berukuran besar.
"Kalau pulang kan lewat sini dan pasti beli intip," ujar Sudirman. (*)