"Tantangan memang banyak namun dana terbatas, tapi kami terus berusaha benahi satu persatu masalahnya. Kaitan dengan sampah, misalnya, kami baru saja menandatangani MoU Cipta Karya, mendapat bantuan mobil sampah dan daur ulang sampah. Ke depannya sampah akan dibantu Cipta Karya untuk dihandle," ungkap Roy Rahajaan.
Selain itu, tahun 2017, fokus dispar Maluku Tenggara yaitu meningkatkan kualitas SDM pariwisata dengan melakukan pelatihan dan workshop, maka tahun ini Dispar Maluku Tenggara berfokus kepada penyiapan objek pariwisata.
Roy menjelaskan, salah satu usaha yang dilakukan Dispar dengan membangun pusat kuliner di tempat wisata seperti di pantai panjang, yang baru saja selesai tahun lalu.
Kepala Biro Komunikasi Publik, Guntur Sakti yang menjadi pimpinan rombongan peserta Press Tour sangat mengapresiasi inisiatif Dispar Maluku Tenggara atas kerjasama kegiatan Press Tour ini.
“Saya selaku pimpinan rombongan mengucapkan terima kasih atas inisiatif Pak Kadis untuk mengajak kami bekerjasama melakukan kegiatan Press Tour ini, semoga kerjasama kita tidak hanya berhenti sampai disini saja”, ujar Karo Komblik yang akrab disapa Bro GS.
Di kesempatan yang sama, Guntur Sakti pun mengatakan bahwa sebuah destinasi wisata yang maju itu perlu kesiapan dari unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas).
“Seperti kata Menpar Arief Yahya, bahwa Atraksi destinasi di setiap daerah sudah pasti tersedia dan lengkap baik unsur alam, budaya, kuliner dan manmade-nya, namun untuk unsur aksesibilitas dan amenitas inilah yang masih menjadi kendala di banyak destinasi wisata daerah, khususnya di Kepulauan”, jelas Guntur Sakti.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya sangat mendukung kegiatan yang melibatkan unsur ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media) seperti kegiatan Press Tour ini.
“Pariwisata daerah tidak akan maju tanpa ada komitmen dari CEO atau Kepala Daerah untuk memajukan wisata daerahnya, dan kegiatan Press Tour ini saya apresiasi sebagai salah satu bentuk komitmen Pemda Maluku Tenggara untuk lebih memperkenalkan potensi wisata daerahnya, khususnya Pulau Kei kepada dunia luar melalui Media,” ujar Menpar Arief Yanya.
Guntur Sakti pun menambahkan, dalam menjawab tantangan Aksesibilitas dan Amenitas di Maluku Tenggara, bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Manajemen Pulau Bawah di Kabupaten Kepualauan Anambas yang telah menggunakn Seaplane sebagai akses menuju Pulau Bawah atas seizin Kementerian Perhubungan.
Dan untuk Amenitas, sesuai arahan Menpar Arief Yahya bahwa mulai tahun ini, Kemenpar akan mulai menjalankan kebijakan baru yaitu Nomadic Tourism.
“Mungkin Pemprov Maluku bisa mengadaptasi mengenai Seaplane tersebut agar banyak wisatawan yang tertarik untuk datang karena akses yang cepat dan mudah. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan Amenitas, bisa mempelajari mengenai Nomadic Tourism, dengan Caravan, Glamping dan Home Pod”, jelas Guntur Sakti.
Gandeng Media Promosikan Pariwisata
Bukan hanya menyiapkan atraksi, aksesibilitas dan amenitas di destinasi wisata, peran media dalam mempromosikan pariwisata juga disadari oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara. Sebagai bentuk Indonesia Incorporated melalui unsur Pentahelix (ABCGM), Dispar Maluku Tenggara bekerjasama dengan Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata mengadakan Press Tour ini dengan menggandeng Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar). Kegiatan Press Tour tersebut mengunjungi berbagai destinasi wisata unggulan Maluku Tenggara seperti Bukit Masbait, Pantai Pasir Panjang (Ngurbloat Beach), Kampung Merah Putih dan Warna Warni, Goa Hawang, Air Terjun Evu, Pulau Bair, Ohoi Disuk dan Pulau Adranan.
"Potensi Maluku Tenggara belum terangkat dengan baik. Saya sangat senang dikunjungi oleh rekan-rekan media nasional, sehingga diharapkan teman-teman media dapat membantu mempromosikan pariwisata di Maluku Tenggara," tutur Samuel.