TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Untuk melestaraikan makanan tradisonal dan menghidupkan geliat usaha mikro kecil menengah (UMKM), Pemkab Batang menggelar Minggon Jatinan yang berlangsung di Hutan Kota Rajawali Batang, Minggu (22/4/18).
Antusias masyarakat untuk mengunjungi minggon jatinan sangat luar biasa, terlihat riuh ramai pengunjung Hutan Kota Rajawali yang tidak seperti biasanya.
Mereka berbondong – bondong melihat keunikan makanan tradisonal yang selama ini sudah mulai langka. Sehingga baru berapa jam di buka langsung ludes terjual.
“Kegaiatan minggon Jatinan sebagai upaya pemerintah daerah mengeliatkan usaha makanan tradisonal, yang selama ini sudah mulai punah,” kata Wihaji usai membuka Minggon Jatinan.
Ia juga berharap ada inovasi dan kreativitas penyajin makanan tradisonal harus terus ada tanpa harus meninggalakan kealamian, karena sekarang masyarakat sudah pengin kemblai ke alam atau back to nature.
Sehingga Minggon Jatinan menjadi daya tarik masyarakat Kabupaten Batang maupun luar daerah sebagai destinasi makanan khas tradisonal khas Batang.
Hal ini sebagai salah satu dukungan destinasi untuk program tahun kunjungan wisata 2022 sebagai surganya Asia.
“ Minggon Jatinan salah satu program untuk mendukung visit to Batang 2022 sebagai sorganya Asia untuk back to Natur atau kembalai kealam, yang berharap ada loncakan pengunjung ke Batang selain berwisata juga berinvestasi,” kata Wihaji.
Direktur Madrasah Bisnis Nur Rohman Asayid sebagai penyelanggara mengatakan, kegiatan Minggon Jatainan sebenarnya Minggon itu harinya minggu Jatinan itu letaknya di hutan Jati dengan ribuan pohonya, yang bekerjasama dengan PKK Kabupaten Batang dalam pembinaan UKM.
“Kami ingin menampilkan khasnya Batang dengan menggelar even yang kita namai Minggon Jatinan yang sajian minuman, makanan tradisonal, busana dan transaksinyapun menggunakan koin tradisonal atau kreweng seharga dua ribu,” kata Nur Rohman Asayid
Dalam penyajian olahan makanan kita back to natur atau kembali alam yang memiliki konten empat aspek yaitu edukasi kampung dolanan seperti Bakyak, enggarang, gangsing dan segal jenis mainan anak tradisonal, aspek hiburan rakyat dengan musik calung serta akan di undang komunitas musik.
“ Yang menaraik ada aspek kuliner yang khas yang ada 27 jenis makanan di lncak – lincak seperti pecel – pecelan, godog – godogan, minuman jamu, kopi, nasi liwet yang sangit, nasi jagung, srabi Kalibeluk yang di kemas secara tradisional,” katanya.
Disamping itu juga minggon jatinan sebagai destinasi wisata dengan halal tourism yang terintegrasi dengan relegi, karena ada mushola dan berbasisi syariah. Yang bertujuan untuk menjaga budaya ketimuran dengan menyajikan makanan yang halal dan thoyib.
“Ini baru kita launching yang setrusnya kita adakanrutin ditiap pekan atau minggu yang mulai buka Pukul 06.00 sampai dengan pukul 12.00. ini sudah pukul 9. Tapi sudah habis karena mungkin yang pertama sebagai pertanda baik,” kata Nur Rohman Asayid
"Namun demikian kita akan selalu mengevaluasi kegiatan tersebut setiap bulan, agar sekiranya ada makanan yang digandagan, karena kita memiliki misi untuk mengangkat UKM Batang untuk kita display tapai dengan kiteria berbasis alam," ujar Nu Rohman menambahkan.