Rangkaian kegiatan Bangka Cultural Wave 2019 resmi dimulai, Selasa (2/4). Sebagai pembuka, hadir kolaborasi budaya 5 negara . Kolaborasi ini menampilkan tari kontemporer. Total ada 4 tarian kolaborasi lintas negara yang disajikan sepanjang pembukaan Bangka Cultural Wave 2019.
Opening ceremony BCW 2019 digelar di De’Locomotief, Pantai Wisata Tongaci, Sungailiat, Bangka. Event ini akan dihelat hingga 7 April 2019.
Sekda Provinsi Bangka Belitung, Yan Mengawandi, mengungkapkan, BCW 2019 menjadi media konservasi budaya.
“BCW 2019 jadi bagian penting dari branding pariwisata Bangka Belitung. Event ini menampilkan beragam budaya dari Bangka, nusantara, hingga dunia. Semua dilestarikan melalui BCW 2019. Dengan begitu, kami berharap arus wisatawan menuju Bangka akan semakin besar. Sebab, potensi di sini sangat besar,” ungkap Yan.
Kemeriahan ritual opening BCW 2019 semakin berwarna dengan kehadiran peserta mancanegara. Ada Spanyol, Hongaria, Slovakia, dan Meksiko.
Berkolaborasi dengan warna nusantara, mereka melahirkan tarian baru. Disiapkan selama 3 pekan, kolaborasi 5 negara menghasilkan Tari Tukik Nusantara. Tarian ini ditampilkan di Taman Terracotta Army, De’Locomotief. Aransemen musiknya perkusi Melayu.
Tari Tukik Nusantara dibawakan oleh 6 penari. Ada 5 penari putri dan 1 penari putra. Untuk peserta putra membawa Buugeng, yaitu alat khas dari Jepang.
Mereka menari diantara patung-patung Terracotta yang menjadi salah satu koleksi De’Locomotief. Gerakannya halus sesuai ritme musiknya. Saat ritmenya cepat, para penari bergerak menuju stage utama BCW 2019 di De’Locomotief, Pantai Wisata Tongaci.
“Tentu sangat menarik ketika budaya dari 5 negara bertemudi BWC 2019. Selain Indonesia, ada budaya dari 4 negara di dunia. Mereka berhasil menampilkan pembauran budaya melalui tariannya. Dengan start seperti ini, BCW 2019 akan menjadi event yang sangat menarik,” terang Staf Khusus Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuty.
Tari Tukik Nusantara punya filosofi tersendiri. Tarian tersebut diadopsi dari penyu hijau yang menjadi salah satu kekayaan Bangka. Kekayaan Bangka dikolaborasikan dengan beragam khasanah budaya nusantara hingga muncul sebagai gerakan.
Pesan utamanya menjadi kampanye konservasi lingkungan, khususnya penyu hijau.
“BCW 2019 beserta kontennya sangat menginspirasi. Semua tetap diingatkan untuk menjaga lingkungan sembari bergembira. Dengan warna ini, alam di Bangka akan terus lestari. Dari situ akan mendatangkan banyak manfaat, khususnya pariwisata,” papar Esthy lagi.
Menguatkan kekuatan budaya, Tari Tukik Nusantara didukung kostum menarik. Ada banyak ornamen khas nusantara dalam desain kostum karya Uzy Fauziah. Meniupkan kekuatan budaya masing-masing negara, ada 3 tarian yang digelar usai opening. Ada Tari Glow in The Dark Body Painting Art Show di Selasa (2/4) malam.
“Kolaborasi tarian dari beberapa negara menjadi pesona BCW 2019. Tarian ini menawarkan keindahan yang khas. Semua potensi dari masing-masing negara digali, lalu pada beberapa part disatukan hingga menjadi tarian baru. Pesan persatuan dan kebersamaan inilah yang luar biasa dari BCW 2019,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani.
Nuansa ‘asimilasi’ budaya lintas negara di BCW 2019 semakin dengan Tari Shadow Puppet. Dibawakan dengan konsep kontemporer, tarian tersebut ditampilkan oleh peserta dari Spanyol dan Slovakia. Tarian berikutnya adalah Mandala Stone yang disajikan peserta Hongaria dan Meksiko.
“Dengan konten bagus, BCW 2019 harus menjadi destinasi utama berlibur. Silahkan datang ke BCW 2019,” kata Rizki lagi.
Menambahkan warna persahabatan, opening BCW 2019 juga menampilkan fashion show. Busananya khas dengan motif tenun Cual. Motifnya ada Lebah Pelawan dan Ketuyut.
Rangkaian ritual opening dari BCW 2019 pun ditutup dengan pelepasan penyu. Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Dessy Ruhati menjelaskan, BCW selalu menampilkan beragam kejutan setiap tahunnya.
“BCW 2019 menjadi fenomena dengan pertunjukan budaya lintas negaranya. Lebih menarik lagi, setiap tahun selalu ada hal baru yang diselipkan melalui kontennya. Dengan potensi yang dimilikinya, sektor pariwisata di Bangka akan terus tumbuh,” kata Dessy didampingi Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Trindiana M Tikupasang.
Meriah di hari pertama, BCW terus membagikan inspirasinya. Sebab, setiap hari minimal ada 15 konten reguler yang dihelat. Selain konten reguler, BCW 2019 akan menawarkan 4 konten tambahan pada Rabu (3/4).
Ada konten Lomba Lukis Anak-Anak (Payung & Tudong Saji) juga Workshop Fashion Arts Recycle Costum. BCW 2019 juga menawarkan kemeriahan melalui Workshop Lukis Anak hingga Body Painting.
“Apresiasi luar biasa atas penyelenggaraan BCW 2019. Event ini banyak memberikan inspirasi melalui konten yang ditawarkannya. Pokoknya event-event dalam BCW ini jangan sampai terlewatkan. Selain ada warna baru, BCW 2019 juga menyajikan beragam warna budaya Bangka yang cukup langka. Enjoy Bangka,” tutup Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (*)