TribunTravel.com/rizkytyas
TRIBUNNEWS.COM - Harare, Zimbabwe telah menjual hampir 100 gajah ke China dan Dubai dengan harga total USD 2,7 juta selama enam tahun.
Kabar ini diungkapkan badan satwa liar negara itu, Rabu (15 Mei) dengan klaim kelebihan populasi.
Mengutip dari laman AsiaOne (17/5/2019), juru bicara Otoritas Pengelolaan Taman dan Margasatwa, Tinashe Farawo mengatakan kepada AFP, populasi gajah-gajah Zimbabwe memadati taman nasional.
Gajah Zimbabwe merambah ke permukiman warga, merusak tanaman dan menimbulkan risiko bagi kehidupan manusia.
"Kami memiliki 84 ribu gajah yang melebihi daya dukung yaitu 50 ribu," katanya sambil membenarkan kabar penjualan gajah Zimbabwe ke China dan Dubai.
"Kami percaya pada penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, jadi kami menjual beberapa gajah supaya lebih fokus mengurus sisanya," imbuhnya.
Farawo mengatakan, "200 orang telah tewas dalam konflik antara manusia dan hewan lima tahun terakhir, dan setidaknya 7.000 hektar tanaman telah dihancurkan oleh gajah."
Habitat alami hewan-hewan itu telah rusak oleh perubahan iklim, tambahnya.
Sementara kekeringan telah membebani taman nasional, memaksa para pachyderm (re: binatang berkulit tebal termasuk gajah, kuda nil dan badak) untuk mencari makanan dan air lebih jauh.