Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Selalu ada alasan untuk kembali ke Banyuwangi.
Itulah yang Tribunnews rasakan setelah ketiga kalinya menginjakkan kaki di Banyuwangi.
Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa tersebut menyimpan pesona yang tak terlupakan.
Mulai dari panorama alam, keragaman kuliner, hingga keramahan warga.
Jangan lupa, sejumlah festival atau agenda wisata lainnya juga menjadi alasan bagi wisatawan untuk kembali ke Banyuwangi.
Baca: Fantastis, Banyuwangi Ethno Carnival 2019 Ajang Guyub Masyarakat Banyuwangi
Baca: Keren, Menpar Arief Yahya Jadi Keynote Speaker Seminar General Aviation for Tourism di Banyuwangi
Selain itu, Banyuwangi juga memiliki sejumlah destinasi wisata serta sarana untuk mendukung millenial tourism.
Hal tersebut juga dikatakan Kepala Seksi Promosi Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Banyuwangi, Alimi kepada Tribunnews.com, Selasa (30/7/2019).
Menurut Alimi, tiga elemen penting dalam wisata meliputi atraksi, akses, dan amenitas (3A) secara lengkap telah dimiliki Banyuwangi
Atraksi, misalnya.
Ada segudang atraksi wisata dan budaya yang digelar di Banyuwangi di mana tiga di antara agenda tersebut masuk dalam 100 kalender nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
"Seperti baru saja kemarin, kami menggelar Banyuwangi Ethno Carnival," kata dia.
Begitu juga akses.
Hampir sebagian jalan menuju destinasi wisata di Banyuwangi sudah mulus dan beraspal.
Sementara amenitas, lanjut Alimi, Banyuwangi juga memiliki sejumlah fasilitas pendukung yang lengkap.
Misalnya beragamnya pilihan penginapan dengan bintang tiga ke atas hingga layanan wisata angkutan gratis.
Tambahan pula, hadirnya jaringan internet hingga ke pelosok desa di Banyuwangi.
"Hampir seluruh desa di pelosok Banyuwangi sudah tersambung jaringan internet," kata dia.
Dengan segudang alasan tersebut, rasanya keputusan tepat bagi Tribunnews untuk kembali ke Banyuwangi.
Selama tiga hari, Selasa hingga Kamis (9-11/7/2019), Tribunnews menyambangi sejumlah destinasi yang belum dikunjungi sebelumnya dan cocok bagi generasi milenial.
Sebelum hari H, Tribunnews melakukan sejumlah riset kecil tentang aktivitas wisata yang bisa dilakoni di Banyuwangi.
Beruntung akun media sosial Banyuwangi Tourism aktif memberikan rekomendasi tempat wisata, mempromosikan event wisata, hingga kuliner.
Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi wisatawan untuk ke mana, melakukan apa, dan mencicip kuliner apa saja selama di Banyuwangi.
Tribunnews memutuskan untuk menyambangi wilayah Banyuwangi bagian barat, seperti Glenmore pada hari pertama.
Sejumlah pantai yang langsung menghadap Selat Bali jadi destinasi wisata pada hari kedua.
Sementara pada hari terakhir, saatnya menjelajah Banyuwangi bagian selatan.
Baca: Sampah Plastik di Pulau Merah Banyuwangi Bisa Ditukar Jadi Emas
Bak ketiban durian runtuh, rencana jadwal perjalanan yang telah disusun ternyata bersamaan dengan jadwal pemberangkatan angkutan wisata gratis dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.
Tribunnews segera mendaftar jadi peserta angkutan wisata gratis lewat situs Banyuwangi Jalan-jalan lantaran animo masyarakat untuk menikmati layanan ini cukup tinggi.
Angkutan wisata gratis merupakan fasilitas yang disediakan Pemkab Banyuwangi bagi wisawatan yang ingin jalan-jalan di sejumlah tempat wisata di Banyuwangi, tanpa harus memakai kendaraan pribadi atau umum.
Sesuai embel-embel namanya, pengguna jasa angkutan wisata tak perlu merogoh kocek sepeser pun alias gratis!
Dengan demikian, para wisatawan terutama kaum backpacker tak perlu galau bila ingin jalan-jalan ke Banyuwangi dengan irit.
Operator Tourist Information Centre (TIC) di Terminal Brawijaya Banyuwangi, Nafiatul Muniroh mengatakan, program ini sudah ada sejak Agustus 2017.
"Setiap tahunnya, pengguna angkutan wisata gratis terus meningkat dan didominasi turis dalam negeri," kata dia saat ditemui Tribunnews.com, Rabu (10/7/2019).
Ada enam tujuan utama yang menjadi rute perjalanan angkutan wisata gratis Banyuwangi, yaitu Hutan Pinus Songgon, Pulau Merah, Glenmore, City Tour, Kawah Ijen, dan Bangsring Underwater.
Masing-masing tujuan memiliki rute tersendiri.
Pulau Merah misalnya.
Para wisatawan akan diantar secara gratis ke Hutan De Djawatan, Kampung Primitif, Pantai Mustika, Pantai Wedi Ireng, hingga Pulau Merah.
Nafi mengungkapkan, ada tiga jenis armada yang disiapkan Pemkab Banyuwangi, yaitu elf, bus, dan trooper.
"Elf digunakan untuk melayani perjalanan ke Hutan Pinus Songgon, Glenmore, City Tour, dan Bangsring Underwater," kata dia.
Sementara moda menuju Pulau Merah memakai bus dan Tropper digunakan untuk ke Kawah Ijen.
Selain itu, kapasitas setiap armada berbeda.
Elf bisa membawa maksimal 11 peserta, bus bisa mencapai 21 orang, sedangkan Tropper hanya menampung lima orang.
Baca: ACT Distribusikan Belasan Ribu Air Bersih ke Warga Banyuwangi
Yang patut diketahui, pemberangkatan angkutan wisata gratis tidak setiap hari.
"Ada jadwal tersendiri yang bisa wisawatan cek di situs Banyuwangi Jalan Jalan," tambah Nafi.
Di situs itu pula, peserta bisa mendaftar untuk mengikuti angkutan wisata gratis.
Caranya, ketik Banyuwangi Jalan-jalan di laman pencari Google atau klik di bawah ini untuk mengakses situs tersebut.
Masuk ke pilihan Jadwal Klik di Sini dan akan tersaji sejumlah jadwal pemberangkatan, lengkap dengan detail tujuan dan rute.
Seusai memilih tujuan wisata, peserta bisa langsung mendaftar dengan klik Daftar Sekarang.
Isi formulir pendaftaran yang terdiri dari kewarganegaraan, nomor kartu identitas, alamat, nama, nomor telepon, alamat email aktif, usia, jenis kelamin, dan kode verifikasi, lalu klik daftar.
Setelah itu, akan ada email konfirmasi dari Wisata Banyuwangi agar meng-klik kolom konfirmasi sebagai satu tanda ikut kepesertaan.
Hanya dengan lima langkah mudah ini, wisatawan menjadi peserta angkutan wisata gratis.
Dalam email tersebut juga terdapat pemberitahuan agar datang 30 menit sebelum jam pemberangkatan.
Kecuali tujuan Kawah Ijen, pemberangkatan lima destinasi lain dimulai pukul 08.00 WIB.
Yang patut diketahui selanjutnya, untuk angkutan wisata gratis berlaku hanya pada kendaraan.
Sementara tiket masuk wisata dan konsumsi, tetap ditanggung oleh wisatawan.
Selesai urusan mendaftar jadi peserta angkutan wisata gratis, tinggal memikirkan transportasi menuju Banyuwangi dan akomodasi selama di tanah Blambangan.
Namun, untuk dua hal ini tak perlu pusing.
Hadirnya berbagai online travel agent (OTA) untuk memesan tiket transportasi dan hotel kian memudahkan wisatawan, terutama generasi milenial.
Hanya lewat ponsel, maka dua urusan mendasar dalam berwisata, dapat diselesaikan dengan mudah dan praktis.
Beruntungnya, akses menuju Banyuwangi begitu mudah dan pilihan penginapan juga beragam.
Karena berangkat dari Solo, Jawa Tengah, Tribunnews memakai moda kereta Sri Tanjung via Stasiun Purwosari.
Tribunnews juga sukses mendapat tempat menginap di sebuah hostel dengan tarif cukup terjangkau bagi backpacker, Rp 34 ribu/malam, yaitu Gandrung City Hostel.
Baca: DPD RI Apresiasi Prestasi Banyuwangi
Lokasi Gandrung City Hostel juga tak jauh dari pusat kota, tepatnya Jalan S Parman Gang Merpati, Krajan nomor 32, Pakis.
Tiket kereta sudah di tangan, penginapan aman, hingga jadi peserta angkutan gratis.
Tinggal menunggu hari-hari keberangkatan dan siap menjelajah Banyuwangi. (bersambung)