"Kami sudah empat tahun menanam padi organik. Seluruh petani dengan senang hati menanam padi secara organik tanpa pupuk kimia dan pestisida, karena padi organik lebih sehat dan dicari turis atau masyarakat untuk dikonsumsi," jelas salah seorang tetua kelompok tani di Jatiluwih.
Baca: Wakil Ketua DPD RI: Gejolak di Daerah Terjadi Karena Rendahnya Pendidikan dan Masalah Ekonomi
Hawa di kawasan Jatiluwih benar-benar sejuk. Saat Tribunnews berada di kawasan Jatiluwih, tak terasa terik panas menyengat. Padahal, di Kuta, hawanya sangat panas dan matahari sangat terik.
Jangan khawatir kehausan atau kelaparan. Ada beberapa warung yang dibangun warga menjual minuman segar dan camilan.
Yang super wahid adalah menikmati kelapa muda hijau dari kebun sekitar Jatiluwih di warung-warung yang berada di persawahan.
Jika mau membeli oleh-oleh padi organik, warung-warung tersebut sudah menyediakan dalam berbagai kemasan.
Baca: Segera Menikah, Pria Ini Dapati Kekasihnya Pajang Foto Dipeluk Mesra Pria Lain, Curhatannya Pilu!
Itu baru warung. Bila hendak makan berat, di sekitar kawasan Jatiluwih, terdapat restoran dan cafe.
Warung makan skala kecil pun juga mulai bermunculan seiring pertumbuhan jumlah wisatawan.
Warga pun juga kreatif membuat dan menjual caping berwarna-warni dan polos. Sangat cocok dipakai bergaya di tengah areal persawahan.
Bulan September 2019, digelar festival Jatiluwih.
Baca: 5 Tahun Jadi Menteri Kabinet Kerja, Luhut Sering Kesal Jokowi Kerap Direndahkan
Sehingga, pas Tribunnews.com hadir di Jatiluwih, masih tersisa ikon festival yakni patung Dewi Sri berukuran raksasa yang terbuat dari anyaman bambu.
Spot patung Dewi Sri itu kini juga menjadi spot bagus untuk berfoto ria.
Sejak ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO, turis asing dan lokal kian banyak yang berwisata ke Jatiluwih.
"Kalau hari biasa, turis asing yang datang sekitar 700-800 orang. Tapi kalau pas musim liburan, turis asing rata-rata sehari bisa lebih dari 1.000 orang per hari. Biasaya bulan Juli-Agustus," ujar salah seorang guide di Jatiluwih.
Baca: Tjahjo Kumolo Paling Sedih Kalau Harus Sampaikan ke Jokowi Ada Kepala Daerah Terkena OTT KPK
Turis yang datang ke Jatiluwih, paling banyak berasal dari Perancis, Jerman dan Kanada.
So, kalau berlibur ke Bali, jangan hanya ke sekitar pantai. Nikmati juga keindahan alam rice teracces Jatiluwih. (tribunnews/yulis sulistyawan)