Pria Ini Bersemangat Liburan ke Korea setelah Direncanakan 1 Tahun, tapi Langsung Dideportasi Sesaat Setelah Sampai di Bandara
TRIBUNNEWS.COM - Impian untuk liburan di Korea Selatan mendadak berubah menjadi mimpi buruk bagi pria bernama Norazam Bani ini.
Bersama kelima temannya, Norazam Bani terpaksa harus dideportasi dari Korea beberapa jam setelah sampai di bandara Incheon.
Pria 33 tahun ini kemudian bercerita di media sosial tentang bagaimana ia dan teman-temannya merasa diperlakukan tak adil oleh petugas imigrasi Korea.
Perlakuan petugas imigrasi itu berujung deportasi tanpa alasan yang jelas.
Baca: Menurut Ilmuwan, Pasangan yang Sering Bertengkar Pertanda Keduanya Benar-benar Saling Mencintai
Kepada mStar, Azam bercerita:
"Saya merasa ada yang salah ketika petugas imigrasi menyuruh saya dan teman-teman untuk keluar dari antrian dan berkumpul di depan."
Azam dan teman-temannya kemudian dibawa ke ruang karantina di bandara.
Di sana, mereka mengaku diinterogasi secara agresif oleh petugas imigrasi.
Petugas bertanya-tanya tentang itinerary atau rencana perjalanan Azam dan teman-teman.
Baca: Perokok Berat Donorkan Paru-parunya sebelum Meninggal, tapi Ditolak karena Organnya Sudah Menghitam
"Petugas bertanya kami akan kemana."
"Kami mencoba memberitahu mereka sebisa saya, tapi mereka terus menekan kami."
"Saya memberitahu kami akan pergi ke Dongdaemun Design Plaza, petugas langsung bertanya lagi 'Naik bus atau kereta? Mau kemana setelah itu? Apa yang akan kalian lakukan?'."
"Saya berkata saya ingin pergi ke sana karena saya suka arsitektur gedung di sana."
"Tapi petugas menjawab balik, 'Selain tempatnya, tidak ada lagi yang bisa kalian lakukan di sana'."
"Ketika petugas berkata seperti itu, saya jadi blank," ucap Azam.
"Setelah menginterogasi kami selama 2 jam, petugas mengambil dokumen kami dan meminta kami untuk tanda tangan, tapi saya menolak."
"Saya berkata 'Anda tidak bisa mengusir kami dari sini, saya ingin buat laporan. Dokumen saya lengkap'."
Setelah itu, Azam dan teman-teman diminta untuk menunggu.
"Petugas kemudian menyuruh kami menunggu, jadi kami menunggu."
"Petugas itu kemudian masuk lagi, kami bertanya bagaimana perkembangannya, tapi dia tetap menyuruh kami menunggu."
"Nampaknya ia tidak ingin memberitahu alasan sebenarnya, semuanya menjadi sangat mencurigakan dan tertutup."
Azam mengatakan bahwa meski ia dan teman-teman dipaksa menunggu selama 8 jam, mereka tetap tidak mendapat perlakuan yang layak.
"Mereka memperlakukan kami dengan buruk."
"Bukan hanya menolak laporan kami, mereka juga tidak menyajikan makanan sama sekali."
"Kami terus dibawa ke satu ruang karantina ke ruang yang lain."
"Hingga akhirnya, kami dipulangkan kembali ke Malaysia."
Tak cukup dideportasi, Azam dan teman-teman juga masih diperlakukan dengan tidak baik.
"Saat kami sedang menunggu penerbangan balik ke Malaysia, petugas menyuruh kami berbaris 3-3."
"Jika kami melanggar, mereka akan menghentikan kami dan memarahi kami."
Azam mengaku sangat sedih dan kecewa pelancong Malaysia diperlakukan seperti itu.
Azam juga merasa kasihan pada 2-3 temannya yang baru kali itu ke luar negeri.
"Mereka sangat bersemangat, mereka bahkan membeli jaket musim dingin mahal."
Azam pun tak ingin waktu dan energi mereka terbuang sia-sia.
Meski tak bisa liburan ke Korea, Azam kemudian mengajak temannya liburan ke Bandung saja.
"Saya meminta teman-teman saya untuk memberikan uang mereka untuk ditukarkan ke rupiah."
Mereka akhirnya berlibur di Bandung pada 7 November 2019 lalu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)