TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Rumah Atsiri Indonesia namanya. Tempat yang unik karena mampu menghasilkan minyak atsiri atau yang dikenal sebagai essential oil dari berbagai spesies tanaman.
Berlokasi di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Rumah Atsiri Indonesia ternyata dulunya adalah sebuah pabrik yang selesai dibangun tahun 1967 atas kerjasama antara Indonesia dan Bulgaria untuk mengolah minyak atsiri dengan bahan utama sereh wangi atau citronella.
"Rumah Atsiri Indonesia sendiri ini dulunya adalah pabrik citronella atau sereh wangi, dimana dulu adalah hasil kerja sama Indonesia dan Bulgaria ketika zaman Bapak Ir. Soekarno memerintah," ujar Head of Guest Relation Officer Rumah Atsiri Indonesia Caecilia Ruth, kepada Tribunnews.com, di lokasi, Jumat (27/11/2020).
"Setelah itu pabrik tersebut dimiliki oleh PT. Rumah Atsiri Indonesia di tahun 2015, dan kami concern untuk membangkitkan kembali cita-cita bapak Soekarno di bidang atsiri khususnya. Kalau dulu hanya untuk bidang serai wangi, saat ini kami fokus untuk ke semua tanaman yang berbau essential oil," imbuhnya.
Kunjungan Tribunnews.com ke sana adalah dalam program 'Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Pasar Domestik/Nusantara' yang diinisasi Kemenparekraf bersama Garuda Indonesia.
Saat ini, Rumah Atsiri Indonesia merupakan tempat rekreasi edukasi dengan fokus utama pada pendidikan, penelitian, pengembangan, dan rekreasi tentang tanaman Atsiri.
Tempat ini juga menyediakan fasilitas tur bagi pengunjung. Dengan didampingi pemandu, pengunjung akan diajak berkeliling menjelajah kawasan Rumah Atsiri Indonesia.
Namun selama pandemi ini, Rumah Atsiri Indonesia menerapkan protokol kesehatan ketat yakni 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) guna memastikan segala aktivitas mereka memenuhi unsur Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).
Hal ini juga sebagai bentuk dukungan kepada gerakan InDOnesia Care (I DO Care) pada lingkungan sekitar untuk #BersamaJagaIndonesia.
Pantauan Tribunnews.com, ketika tiba di lokasi pengunjung akan diukur suhu tubuhnya dan tangan pengunjung akan disemprotkan dengan hand sanitizer.
Pembatasan pengunjung pun turut dilakukan sebagai kebijakan selama pandemi. Yang selama ini tur dilakukan sebanyak 25 orang, dikurangi hingga 10-15 orang per tur.
"Mereka wajib menggunakan masker atau face shield, dan memastikan bahwa mereka itu dalam kondisi sehat. Selain itu kami juga memperkenalkan diri dulu dan juga menyebutkan berapa suhu tubuh teman-teman yang akan melayani pengunjung," kata Caecilia.
Tak hanya itu, Rumah Atsiri Indonesia juga mendisinfektan seluruh bangunan mereka tiga kali dalam sehari. Hand sanitizer dan wastafel juga disediakan di sejumlah titik.
Salah satu aktivitas unggulan di Rumah Atsiri Indonesia adalah tur dengan panduan seputar nama tanaman, keunikan, aroma khas, hingga fungsi setiap tanaman.