Selama tur, Tribunnews.com mendapati pemandu hingga karyawan di Rumah Atsiri Indonesia mengenakan protokol kesehatan lengkap. Tak hanya masker, mereka juga mengenakan face shield dan sarung tangan.
Uniknya, meski bukan berbentuk pabrik lagi, Rumah Atsiri Indonesia masih mempertahankan sejumlah peninggalan pabriknya di zaman dahulu. Mulai dari tempat tungku pembakaran dari batu bata, mesin pencacah, hingga tabung kimia zaman dulu terpampang dan dapat dilihat oleh pengunjung.
Adapun beberapa jenis tanaman yang bisa ditemui disana antara lain rose mary, kayu putih, sereh wangi, cengkeh, kunyit, mint, marigold, mawar, pala, jinten, lavender, kenanga, hingga gaharu.
Dalam tur tersebut, para pengunjung juga dapat melihat dan mengetahui aroma tanaman-tanaman, baik dengan membelai daunnya saja seperti rose mary atau meremas daunnya seperti sereh.
Ada pula tanaman atsiri yang menjadi langganan favorit untuk mengabadikan momen yakni marigold. Terletak di tengah Rumah Atsiri Indonesia, tanaman yang memiliki warna kuning dan oranye cerah itu nampak 'menyala' di mata setiap pengunjung.
"Untuk jenis produk, sesudah pandemi itu ada tambahan produk yaitu eucalyptus globolus dan eucalyptus lemon yang memiliki fungsi untuk di bagian pernapasan. Selain itu, Rumah Atsiri Indonesia juga menambah edukasi terkait pembuatan hand sanitizer," kata Caecilia.
Lebih lanjut, di masa pandemi ini para masyarakat Indonesia diimbau cukup #diIndonesiaAja. Termasuk jika nanti situasi sudah membaik dan makin aman untuk bepergian, masyarakat bisa kembali berwisata menikmati #WonderfulIndonesia dengan #GarudaIndonesia. Meski nanti pandemi telah dapat dikendalikan, masyarakat sebaiknya terus menjaga kesehatan #BecauseYouMatter.