Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat, menyediakan layanan tour secara virtual.
Layanan tersebut diluncurkan guna mengobati rasa rindu para pengunjung TNGGP yang terbatasi karena merebaknya pandemi Covid-19.
"Kami juga memiliki layanan virtual tour ini untuk para masyarakat dapat mengunjungi TNGGP dari manapun," kata Kepala Balai Besar TNGGP Wahju Rudianto kepada awak media, Selasa (6/4/2021).
Masyarakat yang ingin menggunakan layanan virtual tour milik TNGGP ini bisa langsung mengaksesnya ke website resmi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Nantinya sistem tersebut akan menjelaskan secara detail mengenai objek wisata beserta foto lengkapnya di dalam kawasan TNGGP.
Para pengunjung virtual tour juga dapat mengeksplor sendiri objek wisata yang ingin diketahuinya.
Layanan virtual tour ini sendiri dapat diakses menggunakan beragam platform baik gadget maupun laptop atau PC.
Sebelumnya, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) telah membuka jalur pendakian untuk masyarakat.
Baca juga: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, PIihan Tepat untuk Pendakian di Masa Pandemi
Kapala Balai Besar TNGGP Wahju Rudianto mengatakan, jalur pendakian tersebut sudah dibuka sejak 5 Maret 2021 setelah sebelumnya ditutup karena pandemi Covid-19.
Namun katanya, untuk atau kapasitas orang yang pengunjung dibatasi hingga 35 persen.
"Sudah kami buka tetapi pandemi ini kuotanya diturunkan 35 persen. Sejak 5 Maret kami sudah buka," tuturnya kepada awak media di TNGGP, Cianjur, Senin (5/4/2021).
Adapun untuk para calon pendaki yang berencana untuk melakukan pendakian, pihak TNGGP memberlakukan beberapa ketentuan.
Wahju menyatakan setidaknya ada empat persyaratan test kesehatan yang harus dipenuhi para calon pendaki sebelum memastikan diri berangkat ke TNGGP.
Namun, yang paling penting kata dia adalah kesehatan jasmani maupun rohani dari calon pendaki.
"Ada empat tes untuk kesehatan yaitu satu oksigen, tes detak jantung, suhu tubuh, penyakit bawaan," kata Wahju melanjutkan.
Tidak hanya itu, dirinya menegaskan kepada masyarakat untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 masih melanda.
Seluruh persyaratan tersebut kata dia merupakan rekomendasi dasar dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Itu sudah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Cianjur yang perlu dipersiapkan oleh pendaki," tuturnya.
Guna menghindari adanya penyebaran virus di jalur dan area TNGGP, untuk para pendaki yang mengalami batuk akan dipersilakan untuk kembali pulang.
Tidak hanya itu, peraturan tersebut kata Wahju juga berlaku untuk calon pendaki yang memiliki suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius.
"Rapid tidak ada, tetapi tes kesehatan itu tadi. Kalau menunjukan tanda-tanda batuk, demam di atas 38 derajat celcius kita tidak perkenankan untuk mendaki," tukasnya.