TRIBUNNEWS.COM, LABUAN BAJO - Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, kini menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Tanah Air karena keindahan alamnya yang terdiri dari pantai, pasir putih, serta hewan langka komodo di Pulau Komodo dan Pulau Rinca.
Liburan ke Labuan Bajo juga tak perlu khawatir kehabisan kamar atau tempat makan yang enak-enak yang menawarkan kuliner seafood dan kuliner lokal yang khas dan lezat.
Data pada Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Manggarai Barat menyebutkan, di Labuan Bajo terdapat 115 hotel dan 100 restoran.
Dengan jumlah hotel dan restoran sebanyak ini Labuan Bajo siiap menyambut kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara kapan saja.
Ketua PHRI Manggarai Barat, Sil Wangge yang dihubungi per-telepon, Rabu, 3 Agustus 2022 malam menjelaskan, hotel yang ada di Labuan Bajo semuanya non bintang seperti homestay, hotel-hotel kecil dan bungalow yang berada di pulau.
Baca juga: Gara-gara Tarif Naik Tinggi, Wisatawan Batalkan Paket Liburan ke Labuan Bajo
“Keberadaan hotel di Labuan Bajo memang segmen masih ke orang-orang menengah. Maka itu, kami merasa dampak dari kenaikkan tiket masum Pulau Komodo perlu ditunda dulu," kata Sil Wangge.
Sil Wangge mengatakan, asosiasnya mendukung upaya konservasi Taman Nasional Komodo oleh Pemerintah Pusat.
Tapi dia menilai kenaikkan tarif tiket masuk tidak bisa ditetapkan begitu mahal. Jika ada kenaikan tarif sebaiknya dilakukan bertahap.
"Misalnya di Pulau Komodo Rp 1 juta tapi di pulau lain jangan dikenakan biaya. Harus ada kompensasi bagi pengunjung yang mau ke pulau lain," ujar Sil.
"Saya ambil contoh orang mau ke Pulaju Padar hanya mau lihat view pulau di lokasi itu. Lalu di sana komodonya hanya 9 ekor. Harusnya jangan dikenakan biaya,” paparnya.
Sil juga menegaskan, protes kenaikan tiket masuk yang dilakukan pelaku pariwisata ada langkah agar pariwisata di Labuan Bajo juga memperhatikan dan memajukan Kabupaten Manggarai Barat.
Laporan Reporter: Aris Ninu | Sumber: Pos Kupang