News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Sekadar Lomba, Festival Pacu Jalur Ternyata Penuh Makna dan Filosofi yang Mendalam

Penulis: Muhammad Yurokha May
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Festival Pacu Jalur masuk menjadi salah satu bagian dari 110 event dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Festival Pacu Jalur kini tengah naik daun setelah videonya beredar luas di media sosial.

Sukses mencuri perhatian masyarakat Indonesia, Festival Pacu Jalur pun kian terkenal.

Festival Pacu Jalur masuk menjadi salah satu bagian dari 110 event dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023. (Dok. Kemenparekraf)

Bahkan Festival Pacu Jalur masuk menjadi salah satu bagian dari 110 event dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023.

Tak cuma seru, popularitas Festival Pacu Jalur melejit berkat aksi para penari cilik yang berjoget di atas perahu.

Baca juga: Jadwal Jajarans Festival Jakarta yang Diadakan Nagita Slavina, Hadirkan Puluhan UMKM Kuliner Favorit

Sebagai informasi, Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Perlombaan mendayung ini menggunakan perahu dari kayu gelondongan, alias kayu utuh tanpa sambungan.

Oleh masyarakat Riau, perahu tersebut dikenal dengan nama "jalur".

Mengutip laman kemenparekraf.go.id, Festival Pacu Jalur masuk dalam kalender pariwisata yang diadakan oleh masyarakat Kuansing.

Tahun ini, event tradisional yang juga dikenal sebagai pesta rakyat tersebut sukses digelar pada 23-27 Agustus 2023 lalu.

Baca juga: Harga Tiket dan Line Up Joyland Festival 24-26 November 2023 di Jakarta

Festival diikuti 193 jalur yang berasal dari Kabupaten Kuansing, serta berbagai Kabupaten lainnya yang berada di Riau.

Menggabungkan unsur olahraga dan seni yang sangat indah, tidak heran jika Festival Pacu Jalur menjadi salah satu festival budaya terbaik di Indonesia yang sukses menarik perhatian wisatawan.

Menurut data dari Provinsi Riau, Festival Pacu Jalur berhasil menarik kunjungan 1,3 juta orang.

Setelah 2 tahun vakum akibat Covid-19, Festival Pacu Jalur Taluk Kuantan 2022 resmi dibuka pada Minggu (21/8/2022). (Dok. Kemenparekraf)

Mengenal Lebih dalam "Pacu Jalur"

Pacu Jalur merupakan tradisi budaya turun-temurun yang diwariskan lebih dari 100 tahun oleh nenek moyang masyarakat Kuansing.

Pada abad ke-17, jalur hanya digunakan sebagai alat transportasi bagi masyarakat yang tinggal sepanjang aliran Sungai Kuantan.

Seiring berjalannya waktu, jalur-jalur yang digunakan sebagai alat transportasi tersebut semakin berkembang.

Baca juga: Line Up Joyland Festival Jakarta 2023, Mew hingga Fleet Foxes Siap Hibur Penggemar

Baik itu muncul jalur yang dihias dengan ukiran indah dan khas, dilengkapi payu, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), serta lambai-lambai (tempat khusus bagi juru mudi berdiri).

Perkembangan tersebutlah yang akhirnya "melahirkan" lomba adu cepat antar jalur, atau saat ini dikenal sebagai nama Festival Pacu Jalur.

Awalnya, Pacu Jalur diselenggarakan untuk merayakan hari raya agama Islam, seperti Hari Raya Idulfitri di Riau.

Namun, di masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur digunakan untuk merayakan hari jadi Ratu Wilhelmina setiap tanggal 31 Agustus.

Pacu Jalur di Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantin Singingi. (Tribunnews.com)

Makna Tarian Festival Pacu Jalur

Faktanya, tradisi turun-temurun ini memiliki makna dan filosofi yang sangat mendalam.

Baik itu dari segi pembuatan perahu, hingga makna di setiap gerakan sang penari saat Pacu Jalur.

Baca juga: 28 Fakta Unik Vietnam, Negeri Naga Biru yang Punya Festival Pasar Cinta

Ditambah lagi, pembuatan jalur tidak dilakukan sembarangan.

Sebelum mengambil kayu besar, seluruh masyarakat harus melakukan ritual terlebih dahulu.

Tujuannya untuk menghormati dan meminta izin kepada hutan belantara saat mengambil kayu yang besar.

Satu jalur bisa menampung 50-60 orang (anak pacu), dan setiap orang di perahu memiliki tugas masing-masing.

Baik itu Tukang Concang (komandan atau pemberi aba-aba), Tukang Pinggang (juru mudi), dan Tukang Onjai (pemberi irama dengan cara menggoyang-goyangkan badan), dan terakhir adalah Tukang Tari atau Anak Coki yang berada di posisi paling depan.

Menariknya, posisi Tukang Tari hampir selalu diisi oleh anak-anak.

Alasannya karena anak-anak memiliki berat badan yang tergolong ringan.

Dengan begitu, perahu tetap bisa melaju dengan lincah.

Uniknya, gerakan yang dilakukan Anak Coki memiliki makna tersendiri.

Anak Coki menari di depan jalur kalau perahu yang dikendarainya unggul.

Kalau sudah sampai garis finish, Anak Coki akan langsung sujud syukur di ujung perahu.

Berkat keunikannya, tentu tidak heran jika Festival Pacu Jalur menjadi salah satu festival yang dinantikan oleh banyak orang.

Baca juga: Jadwal dan Rundown Acara Festival Jelajah Maumere 2023, Ada Pameran & Atraksi Seni Budaya

(Tribunnews.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini