"Di sini pun ada musala, tapi kurang besar, jadi kami mau luaskan lagi," ujarnya.
Bicara soal destinasi wisata, kini Negeri Singa itu tak hanya menawarkan kemewahan bagi kalangan menengah ke atas.
Hafez mengungkapkan saat ini telah tersedia beberapa opsi untuk berwisata dengan budget terbatas.
Di antaranya, terdapat perkampungan tradisional yang menawarkan suasana berbeda, seperti Kampong Bugis, Kampong Glam, China Town, Little India, dan Joo Chiat.
"We cannot run away from that (expensive). Tapi kita punya value is much more. This is our position. We cannot compare with Bangkok. Ada yang berbeda ditawarkan," ujarnya.
Kemudian untuk menarik wisatawan secara umum, Singapura Tourism Board sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Singapura membuat campaign Made in Singapore.
Menurut Hafez, Made in Singapore menawarkan pengalaman berwisata yang penuh "twist." Katanya, pengalaman biasa akan menjadi luar biasa.
"Kampanye ini memberikan sentuhan baru pada brand destinasi Passion Made Possible dengan menawarkan pengalaman khas Singapura, mulai dari atraksi ikonis hingga destinasi hidden gems, serta bagaimana Singapura mengubah momen biasa menjadi luar biasa," katanya.
Kampanye ini juga bertujuan untuk menjaga Singapura tetap menjadi destinasi utama dalam benak para wisatawan dengan menampilkan ciri khas negara ini.
Tak hanya terkesan mewah dan high class, tapi Singapura kini juga berupaya menawarkan atraksi wisata tradisional yang terdiri dari berbagai etnis.
"Kampanye ini mengadopsi pendekatan yang lebih berani dan menyenangkan untuk menyampaikan semangat Made in Singapore, di mana sentuhan pada yang familiar menciptakan liburan yang berbeda dan istimewa," ujarnya.